Gunakan Bahasa Non Verbal Pada Halal Marketing

marketeers article
Halal Lifestyle

Keberagaman budaya di pasar Indonesia menawarkan tantangan tersendiri bagi para pemasar di dalamnya. Dan, keberadaan budaya islam adalah yang terbesar di negeri ini. Tren gaya hidup halal pun tengah digandrungi. Meski sebenarnya, gaya hidup ini menawarkan manfaat untuk konsumen secara universal atau tidak terbatas hanya kepada konsumen muslim, tetap para pemasar perlu menyiasatinya. Jangan sampai, produk Anda dipersepsikan hanya untuk konsumen muslim. Untuk itu, dalam berkomunikasi, para pemasar harus pandai berbahasa secara non verbal dan memberikan sinyal bahwa produk tersebut halal dan bisa digunakan oleh siapa saja.

“Dalam melakukan komunikasi produk yang menawarkan gaya hidup halal bisa dengan menggunakan clue management (brand management). Artinya, gaya hidup ini bisa dengan memberikan sinyal-sinyal bukan dengan kata-kata berbahasa verbal,” jelas Ardhi Ridwasyah, Fasilitator MarkPlus Institute saat memberikan training mengenai Halal Lifestyle di Main Campus MarkPlus, Inc. di Jakarta.

Ardhi melanjutkan, bahwa komunikasi ini pun terbagi menjadi dua, functional clue dan emotional clue. Bedanya, fungsional lebih kepada mengutarakan nilai-nilai manfaat fisik yang terkandung pada produk. Sementara emosional lebih kepada memberikan manfaat secara psikologis.

Pada functional clue, pemasar dituntut agar mampu menggabungkan manfaat yang ada pada produk dengan standar halal. Misalkan, saat menawarkan paket perjalanan sebagai agen perjalanan, menyertakan jadwal shalat di rangkaian agenda. Tentu semua itu juga harus dikemas dengan nilai-nilai dasar pelayanan, seperti soal ketepatan waktu, tepat janji, kebersihan, pelayanan yang ramah dan sebagainya.

Lalu emotional clue adalah hal-hal yang bisa menangkap persepsi konsumen. Seperti pakaian yang digunakan oleh para pelayan di rumah sakit harus terlihat bersih dan higienis agar membangun persepsi rumah sakit ini bagus dan terjaga kebersihannya.

“Sekecil apa pun signal yang diberikan, selama kita memakai atribut perusahaan akan memberikan imej pada perusahaan. Untuk itu, Sensitivitas harus ditunjukkan kepada konsumen baik di produk, kemasan, desain, suasana dan seluruh aspek di titik sentuh konsumen,” tutup Ardhi.

Related