Hadapi Ketidakpastian Ekonomi, Amazon Terima Pinjaman US$ 8 Miliar

marketeers article
Amazon. (FOTO: 123rf)

Amazon memperoleh pinjaman sebesar US$ 8 miliar yang diperoleh dari Bank DBS, Mizuho Bank dan sejumlah bank pembiayaan lain. Dana tersebut akan digunakan untuk mengantisipasi gejolak pasar yang bakal terjadi tahun ini.

Dilansir dari Techcrunch, Rabu (4/1/2023), jatuh tempo untuk utang itu selama 364 hari (3 Januari 2024) dan bisa diperpanjang kembali selama setahun. Amazon memang telah mengantongi sejumlah pembiayaan dalam beberapa bulan terakhir untuk mengamankan bisnis perusahaan di tengah ketidakpastian ekonomi.

“Seperti semua perusahaan, kami secara teratur mengevaluasi rencana operasi kami dan membuat keputusan pembiayaan, menandatangani perjanjian pinjaman berjangka atau menerbitkan obligasi,” kata juru bicara Amazon.

BACA JUGA: Amazon Tutup Tahun 2022 dengan Saham Anjlok

“Mengingat lingkungan makroekonomi yang tidak pasti, selama beberapa bulan terakhir kami telah menggunakan opsi pembiayaan yang berbeda untuk mendukung belanja modal, pembayaran utang, akuisisi, dan kebutuhan modal kerja,” Amazon melanjutkan.

Menjelang akhir tahun 2022, pendapatan Amazon merosot di tengah ekonomi yang kian menantang. Raksasa teknologi itu menghabiskan miliaran dolar Amerika Serikat (AS) untuk melipatgandakan jaringan usaha selama pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Kisruh Selesai, Apple Kembali Beriklan di Twitter

Upaya itu awalnya sempat menyokong bisnis Amazon, meski terbukti akhirnya tidak berhasil dan malah menambah beban biaya. Amazon terpaksa menutup atau menunda rencana untuk membangun sejumlah fasilitas karena kinerja penjualan e-commerce tahun lalu tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan.

Tantangan lainnya, seperti melonjaknya harga energi berdampak besar terhadap bisnis Amazon. Pengeluaran perusahaan untuk pengiriman meningkat 10% menjadi US$ 19,9 miliar pada kuartal III 2022.

Untuk memangkas pengeluaran, Amazon berencana mengurangi tenaga kerjanya pada awal 2023 dengan jumlah 10.000 karyawan. Mayoritas tenaga kerja yang akan dikurangi berada di divisi HRD, Alexa hingga ritel Amazon.

Jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) itu akan menjadi yang terbesar dalam sejarah perusahaan. Untuk melakukan penghematan lain, Amazon menghentikan perekrutan untuk peran korporat dalam bisnis ritel, menutup layanan telehealth Amazon Car, menyisakan satu call center, dan memangkas Amazon Scout, proyek robot pengiriman yang sudah berjalan lama.

Dari semua daftar efisiensi yang dilakukan, kapitalisasi pasar perusahaan tetap merosot dan nilainya kini di bawah US$ 1 triliun untuk pertama kalinya sejak April 2022. Amazon memiliki sekitar US$ 59 miliar dalam bentuk tunai dan setara kas, sementara dalam jangka panjang sekira US$ 59 miliar untuk akhir kuartal III 2022. 

Dalam periode sembilan bulan pertama 2022, Amazon membayar US$ 932 juta dalam bentuk tunai untuk bunga utang, naik dari US$ 731 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Related