Hadapi Masa Sulit dengan Optimisme, Belajar dari KAI & Kab Karanganyar

marketeers article
Ilustrasi crisis management (Sumber: 123RF)

Dunia bisnis masih memikul tantangan dari banyak aspek. Mulai dari pandemi COVID-19 yang belum usai hingga ancaman resesi ekonomi global. Meski begitu, banyak pemasar yang menghadapi semua masa sulit dengan semangat optimisme. Seperti yang ditunjukkan oleh PT KAI dan Kabupaten Karanganyar. 

“Tidak ada dari kita yang pernah mengira adanya pandemi. Tapi jika dihadapi dengan pikiran baik, pandemi banyak memberikan berkah. Misalnya, sektor perhotelan di Karanganyar yang banyak dimanfaatkan untuk menjalani isoman atau sektor wisata yang hampir selalu ramai ketika masyarakat sudah mulai bisa bermobilisasi,” ujar Juliyatmono, Bupati Karanganyar di panggung MarkPlus Conference 2023, Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Bagi Juliyatmono, penting bagi pemerintahannya untuk menjaga pikiran positif masyarakat. Juliyatmono pun menekankan pentingnya masyarakat yang hatinya senang, maka akan menghadapi pandemi dengan baik-baik saja. 

“Dalam menghadapi masa sulit, penting juga untuk kita bergerak cepat dan berani mengambil risiko. Pendekatan ini kami lakukan untuk memenangkan persaingan meraih peluang investasi baru. Hal ini yang kami lakukan hingga Karanganyar mampu membukukan lebih dari Rp 3 triliun pada triwulan ketiga tahun ini,” lanjut Juliyatmono.

Menekankan pentingnya peran people dalam mengatasi persoalan pandemi ini juga dilihat oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Dari sini, KAI pertama kali ketika pandemi hadir mengambil sikap untuk mempertahankan karyawan yang ada. 

“Sampai hari ini, kami tidak ada layoff satu orang pun. Tidak ada penurunan take home pay. Kami pun berkomitmen untuk melindungi people dan konsumen di perusahaan. Jika tidak, maka akan sulit menghadapi dampak dari pandemi,” terang Raden Agus Dwinanto Budiadji, Corporate Deputy Director of Pessanger Transport Marketing and Sales PT KAI.

Selain melakukan proteksi ke konsumen dan karyawan, KAI juga memiliki tiga resep manajemen krisis. Tiga langkah lainnya adalah dengan menjaga likuiditas dan solvabilitas, lalu melakukan efisiensi, mengurangi beban biaya, hingga menata ulang prioritas perusahaan. Keempat, mengoptimasi aliran pendapatan.

“Banyak hal yang kami benahi. Misalnya saja dengan membenahi operasional yang sudah berjalan. Salah satunya dengan menambah waktu tempuh perjalanan demi mencapai efisiensi dan menjaga layanan,” tutup pria yang akrab disapa Bob ini. 

Related