Hadapi Pandemi, Kekean Wastra Gallery Fokus Diversifikasi

marketeers article
Kekean Wastra Gallery terapkan strategi diversifikasi dalam hadapi pandemi (Sumber: Kekean Wastra Gallery)

Pandemi COVID-19 memberikan dampak serius bagi pelaku usaha, termasuk bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia dalam melanjutkan usaha. Dengan ketidakpastian yang dihadapi, diperlukan strategi dan kiat-kiat yang mampu memperkokoh pondasi bisnis UKM agar tidak tergerus oleh tantangan yang dihadapi.

Kekean Wastra Gallery menjadi salah satu UKM di industri fesyen yang terus berupaya menggerakkan roda bisnisnya dengan melakukan diversifikasi di masa pascapandemi. Kekean Wastra Gallery melakukan diversifikasi sebagai strategi marketing mereka untuk menghadapi pandemi. Upaya diversifikasi yang dilakukan oleh Kekean Wastra Gallery adalah mengubah konsentrasi penjualan yang semula lebih berfokus ke arah ritel menjadi condong ke bentuk business to business (B2B). 

“Semulanya kami lebih fokus ke penjualan ritel, eceran atau secara personal saja. Namun, semejak tahun 2021, kami lebih banyak bergerak ke arah B2B, baik itu dalam bentuk tender atau mencari buyer yang membutuhkan kami sebagai supplier. Tentunya untuk kami terus memperluas pasar dan konsumen kami sehingga tidak hanya berfokus pada pasar domestik, tetapi juga pada pasar luar negeri,” ujar Achmad Nurhasim Hamada, Founder Kekean Wastra Gallery dalam Marketeers Hangout 2022: Ajang Kumpul UKM se-Indonesia bertema Belajar, Berkarya, dan Bertumbuh yang dihelat melalui Zoom, Rabu (10/8/2022).

Lebih lanjut, Achmad atau yang akrab disapa Aam juga mengungkapkan Kekean Wastra Gallery juga melakukan diversifikasi pada produk yang mereka hadirkan. Kekean Wastra Gallery menghadirkan produk berupa rangkaian atau seri, dan juga meluncurkan jenis produk baru berupa aksesoris yang berbahan dasar mutiara dan perak. Selain itu, diversifikasi produk juga dilakukan dengan mengembangkan produk-produk berbahan dasar kulit.

“Kami mulai develop produk rangkaian yang ringan atau daily wear dengan tetap menghadirkan nilai eco fashion yang menjadi ciri khas produk kami. Untuk produk leather, kami juga mulai menggunakan kulit biawak sebagai bahan dasar agar kami bisa memiliki nilai tambah yang berbeda dibandingkan produk kulit lain,” ucap Aam.

Untuk menjangkau akses pasar, Kekean Wastra Gallery terus berupaya menjalin kolaborasi dengan stakeholder atau pelaku bisnis lain. Hal tersebut dilakukan tidak hanya memperluas akses pasar, namun juga untuk mempermudah analisis potensi pasar.

Meskipun melakukan sejumlah diversifikasi dan inovasi, Kekean Wastra Gallery tetap mempertahankan nilai-nilai sustainability yang mereka bawakan. Pengembangan produk yang dilakukan juga tetap sejalan dengan prinsip eco fashion yang dibawakan oleh perusahaan.

“Kami tetap concern terhadap bisnis eco fashion dan tetap memegang prinsip sustainable development goals. Jadi nilai-nilai yang kita bawakan di bisnis ini tetap kita pegang erat bahkan semakin diperluas penerapannya,” tutur Aam.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related