Kepunahan hewan adalah ancaman nyata yang terus mengintai banyak spesies di seluruh dunia. Banyak hewan langka yang sudah punah seperti Burung Dodo, Mammoth, Harimau Bali, atau Lumba-lumba Putih Baiji.
Meski berita tentang kepunahan ini cukup mengkhawatirkan, ada juga kabar baik yang bisa memberi harapan. Berkat kerja keras konservasionis dan program pelestarian, beberapa hewan yang hampir punah telah berhasil diselamatkan dan mulai berkembang biak. Merangkum berbagai sumber, berikut adalah 10 hewan yang berhasil terselamatkan dari ambang kepunahan.
Iguana Biru Grand Cayman
Melansir International Iguana Foundation, spesies dengan warna biru keabu-abuan yang hanya ditemukan di Kepulauan Cayman ini nyaris punah pada tahun 2002, dengan populasi yang hanya tersisa sekitar 10 hingga 25 ekor. Namun, berkat usaha konservasi yang dipelopori oleh Fred Burton, seorang mahasiswa dari Universitas Cambridge, populasi iguana yang sering juga disebut dengan Grand Cayman Blue Iguanas ini mulai pulih.
Untuk menyelamatkan spesies ini, National Trust for the Cayman Islands menciptakan dua kawasan perlindungan penting, yaitu Salina Reserve dan Collier’s Wilderness Reserve. Pada bulan Juli 2018, iguana biru Grand Cayman yang ke-1.000, yang diberi nama “Renegade,” berhasil dilepaskan kembali ke alam liar di Collier’s Wilderness Reserve, sebuah pencapaian luar biasa bagi program konservasi ini.
Elang Merah
Elang merah merupakan salah satu spesies burung pemangsa yang pernah terancam punah di Inggris pada 1980-an. Upaya konservasi mulai dilakukan dengan melarang pengumpulan telur dan membesarkan anak-anak elang merah di penangkaran untuk kemudian dilepaskan kembali ke alam liar.
Pada tahun 1990, spesies ini mulai pulih di Wales, meskipun hanya 38 ekor anak elang yang berhasil dibesarkan. Melansir laman Better Planet Education, Natural England dan RSPB (Royal Society for the Protection of Birds) melanjutkan upaya ini dengan melepaskan pasangan-pasangan elang merah di daerah Chilterns. Lokasi baru ini ternyata menyediakan banyak sumber makanan bagi mereka, terutama dari bangkai hewan yang tertabrak kendaraan.
Pada tahun 1996, jumlah pasangan elang merah yang berkembang biak di Inggris bagian selatan meningkat pesat hingga mencapai 37 pasangan. Hingga tahun 2020, populasinya diperkirakan mencapai lebih dari 10.000 ekor. Kini, melihat elang merah terbang di langit Inggris bukanlah hal yang langka lagi.
Beaver Eurasia
Pada awal abad ke-20, jumlah populasi beaver Eurasia menurun drastis menjadi hanya sekitar 1.200 ekor, terutama akibat perburuan manusia untuk bulu dan bahan kimia dari kelenjar bau mereka, yang digunakan dalam pembuatan parfum dan obat-obatan. Aktivitas perburuan dan perubahan habitat yang disebabkan oleh pengeringan rawa menyebabkan spesies ini hampir punah di banyak wilayah, termasuk Serbia.
Namun, dikutip dari laman Org, sejak akhir abad ke-20, program reintroduksi dan perlindungan di berbagai negara Eropa, termasuk Serbia, berhasil mengembalikan populasi beaver. Meskipun jumlah pastinya tidak dapat dipastikan karena pengurangan dana untuk pemantauan, estimasi menunjukkan ada antara 2.000 hingga 3.000 beaver yang kini hidup di Serbia.
Elang Peregrine
Elang peregrine, burung pemangsa tercepat di dunia, sempat terancam punah pada 1970-an akibat akibat penggunaan pestisida seperti DDT. Dikutip dari laman National Park Service, pada tahun 1972, pemerintah Amerika Serikat melarang penggunaan DDT untuk sebagian besar aplikasi, yang berperan penting dalam pemulihan populasi elang peregrine.
BACA JUGA: Alternatif Hewan Peliharaan, Intip Uniknya Moflin si Robot Berbulu
Sejak itu, banyak proyek pemulihan dilakukan, termasuk upaya pemuliaan dan pelepasliaran elang peregrine yang dibesarkan di penangkaran. Dari tahun 1974, lebih dari 6.000 elang peregrine dilepaskan kembali ke alam liar melalui kerjasama antara beberapa lembaga dan organisasi, seperti U.S. Fish and Wildlife Service dan The Peregrine Fund.
Melalui proses yang disebut “hacking“, di mana anak-anak elang dibesarkan di tempat yang jauh dari manusia agar bisa belajar berburu secara alami, banyak dari mereka akhirnya dapat berkembang biak di alam liar. Berkat upaya ini, populasi elang peregrine di Amerika Serikat kembali meningkat pesat. Bahkan pada tahun 1999, elang peregrine dihapus dari daftar hewan terancam punah.
Southern Sea Otter
Merujuk pada laman U.S. Fish & Wildlife Service, hewan ini pernah diburu habis-habisan lantaran bulu tebalnya yang sangat bernilai dan hampir punah. Pada 1970-an, setelah diberi perlindungan federal, jumlah berang-berang laut selatan tumbuh perlahan, namun tetap fluktuatif, sekitar 3.000 ekor.
Dalam upaya pemulihan, pada akhir 1980-an dilakukan program translokasi untuk memindahkan 140 berang-berang laut ke Pulau San Nicolas. Sayangnya, kebanyakan berang-berang kembali ke tempat asalnya, meskipun beberapa tetap tinggal, membentuk populasi kecil yang tumbuh perlahan.
Oryx Arabia
Oryx Arabia, yang pernah diburu hingga hampir punah kini telah bangkit kembali setelah keberhasilan konservasi yang dimulai di Shaumari Wildlife Reserve di Yordania pada tahun 1978. Mengutip laman The Jordan Times, pada awalnya, hanya 11 ekor Oryx yang diperkenalkan kembali, yang kemudian berkembang pesat berkat upaya pengembangbiakan silang dengan individu dari Saudi Arabia.
Pada pertengahan 90-an, populasi Oryx di Shaumari melesat menjadi 231 ekor, bahkan mencatatkan diri dalam Guinness Book of World Records sebagai populasi terbesar di kawasan ini. Hingga 2011, jumlah total Oryx Arab di alam liar diperkirakan mencapai 1.000 ekor, yang kemudian mengubah statusnya dari terancam punah menjadi rentan menurut IUCN Red List.
Panda Raksasa
Sempat menjadi salah satu spesies yang terancam punah, panda raksasa kini berstatus menjadi “Rentan” Daftar Merah Spesies Terancam dari IUCN. Melansir laman WWF, kabar ini menyusul keberhasilan peningkatan populasi panda raksasa sebesar 17 persen dalam satu dekade, dengan jumlah individu di alam liar di Cina mencapai 1.864 ekor pada sensus 2014.
Meskipun status panda membaik, tantangan tetap ada. Habitat mereka tetap terancam oleh proyek infrastruktur yang tidak terencana dengan baik. Perubahan iklim juga menjadi ancaman besar bagi kelangsungan hidup panda dan habitat unik mereka. Oleh karena itu, keberhasilan ini membutuhkan upaya yang lebih besar, investasi pemerintah yang lebih kuat, dan kerjasama dengan komunitas lokal untuk memastikan kelangsungan hidup panda di masa depan.
Kondor California
Spesies burung pemakan bangkai terbesar di Amerika Utara dan satu-satunya anggota yang masih ada dari genus Gymnogyps hampir punah akibat penggunaan pestisida DDT, perburuan ilegal, dan penghancuran habitat. Kini, hewan tersebut berhasil dipulihkan berkat program pembiakan dan reintroduksi yang dilakukan dengan penuh upaya.
Mengutip laman Eden Prairie Local News, pada tahun 1987, ketika hanya tersisa kurang dari 25 ekor di alam liar, semua kondor tersebut ditangkap dan dimasukkan ke dalam program pembiakan di penangkaran, seperti di San Diego Wild Animal Park dan Kebun Binatang Los Angeles. Jumlah populasi mereka terus berkembang dan diperkirakan mencapai 561 ekor pada Mei 2023, meskipun masih terbilang sangat langka.
Manatee India Barat
Keberadaan manatee India Barat yang juga dikenal sebagai “sapi laut” karena kebiasaannya memakan tumbuhan air terancam, dengan tingkat reproduksi yang rendah, sehingga mereka dinyatakan sebagai hewan yang terancam punah. Sejak tahun 2017, populasi manatee mengalami penurunan drastis.
BACA JUGA: Kecenderungan Makan Hewan Peliharaan Pertanda Gangguan Mental
Pada tahun 2021 dan 2022, hampir 2.000 manatee mati di Florida, yang merupakan lebih dari 20% dari total populasi manatee di sana. Melansir laman BiologicalDiversity, status manatee sempat diturunkan pada tahun 2017. Namun, banyak pihak yang berpendapat bahwa langkah ini terlalu cepat, mengingat populasi manatee masih terancam. Kini, dengan adanya keputusan untuk mengevaluasi kembali status perlindungan mereka, diharapkan akan ada tindakan yang lebih tegas untuk melindungi spesies tersebut.
Bison Amerika
Mengutip laman The Environment & Society Portal, pada awal abad ke-19, diperkirakan ada sekitar 30-50 juta bison yang berkeliaran di Dataran Tinggi Amerika Utara. Namun, populasi hewan ini hampir punah akibat perburuan besar-besaran untuk dijadikan barang dagangan, terutama kulitnya yang sangat laku di pasar Timur Amerika pada zaman itu.
Akibatnya, pada tahun 1902, jumlah bison liar di Amerika Serikat tinggal kurang dari 100 ekor. Untuk mengatasi krisis ini, pada tahun 1905, American Bison Society didirikan, dan jumlah bison liar pun mulai pulih dan dapat ditemukan di tempat-tempat seperti Yellowstone.
Nah, itu dia Marketeers 10 hewan yang hampir punah, namun berhasil diselematkan. Meskipun tantangan dalam konservasi masih ada, keberhasilan yang dicapai menunjukkan bahwa harapan untuk melindungi spesies-spesies ini masih sangat mungkin tercapai.
Editor: Eric Iskandarsjah Z