Harga Gabah Naik 2,64%, Nilai Tukar Petani Terkerek 1,08%

marketeers article
Transplant rice seedlings in rice field, Asian farmer is withdrawn seedling and kick soil flick of Before the grown in paddy field,Thailand, Farmer planting rice in the rainy season.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Desember 2021 harga gabah kering penggilingan (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 4.773 per kilogram (kg). Artinya, harga gabah naik dibandingkan bulan sebelumnya yang berdampak pula terhadap kenaikan nilai tukar petani (NTP) sebesar 1,08% di angka 108,34.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, di tingkat penggilingan harga GKP sebesar Rp 4.876 per kg atau naik 2,60 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya. Rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani Rp 5.064 per kg atau naik 0,08 persen. Sedangkan di tingkat penggilingan Rp 5.171 per kg atau turun 0,02 persen.

Dia menyebut, harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp 4.303 per kg atau turun 2,35% dan di tingkat penggilingan Rp 4.391 per kg atau turun 2,22%.

“NTP nasional pada Desember 2021 sebesar 108,34 atau naik 1,08 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,72% lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,63%,” ujar Margo dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (3/1/2022).

Menurutnya, secara nasional NTP bulan Januari hingga Desember 2021 sebesar 104,64 dengan nilai It sebesar 112,94 sedangkan Ib sebesar 107,93. Adapun rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.673,00 per kg, naik sebesar 1,40 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

“Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 9.128 per kg atau naik sebesar 0,62%, dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 8.889 per kg atau naik sebesar 2,04%,” kata dia.

Mergo menambahkan, berdasarkan hasil pemantauan di 34 provinsi kenaikan NTP pada Desember 2021 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Termasuk jug biaya produksi dan penambahan barang modal.

“Kenaikan NTP Desember 2021 dipengaruhi oleh naiknya NTP di seluruh subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,40%, subsektor tanaman hortikultura sebesar 6,38%, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,91%, subsektor peternakan sebesar 0,20%, dan subsektor perikanan sebesar 0,76%,” pungkasnya.

 

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related