Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami penurunan seiring anjloknya banderol minyak nabati lain. Penurunan itu juga diperkuat dengan minimnya permintaan baru akan CPO.
Dilansir Reuters, Rabu (15/1/2025), harga sawit untuk pengiriman Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 49 atau 1,1% menjadi RM 4.388 per metrik ton pada jeda perdagangan siang.
BACA JUGA: Daftar Peserta Single’s Inferno 4, Ada Mantan Trainee Produce 48!
“Harga minyak berjangka tertekan karena kurangnya permintaan baru di pasar, yang akan berlanjut dalam dua hingga tiga bulan ke depan hingga Maret,” kata Paramalingam Supramaniam, direktur Pelindung Bestari.
Sementara itu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade terkoreksi 0,3%. Kontrak minyak kedelai teraktif di Dalian menguat 0,21%, sementara kontrak minyak sawitnya anjlok 1,38%.
BACA JUGA: Sinopsis Eva: Pendakian Terakhir, Film Horor yang Terinspirasi Kisah Nyata
Pergerakan CPO turut dipengaruhi dengan harga minyak nabati lainnya. Pasalnya, CPO sebagai minyak nabati bisa digantikan dengan minyak nabati bahan baku lainnya.
Impor CPO India pada bulan Desember 2024 anjlok 41% secara month to month (mtom) ke level terendah dalam sembilan bulan. Pasalnya, harga sawit yang menyentuh rekor dalam 2,5 tahun mendorong para penyuling untuk menimbun minyak kedelai.
BACA JUGA: 3 Hal Menarik dari Love Scout yang Membuatnya Raih Rating Tinggi
Surveyor kargo memperkirakan ekspor minyak sawit mentah Malaysia telah turun antara 21,4% dan 26,8% selama 1-10 Januari jika dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun harga minyak mentah naik tipis, setelah sempat jatuh karena penurunan persediaan AS dan ekspektasi gangguan pasokan akibat sanksi terhadap kapal tanker Rusia.
Hal itu memberikan dukungan di tengah perkiraan permintaan bakar global yang lebih rendah. Harga minyak mentah yang lebih tinggi membuat CPO menjadi pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.
Ringgit Malaysia, mata uang perdagangan sawit, melemah tipis terhadap dolar AS, membuat komoditas tersebut lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang asing. Target bullish di RM 4.646 per metrik tok ditarik kembali karena pasar tampaknya telah kehilangan momentum seiring resistance di RM 4.521.
Editor: Ranto Rajagukguk