Harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) mulai mencatatkan kenaikan setelah adanya koreksi dalam beberapa sesi. Hal ini didukung adanya aksi beli baru dan penantian pelaku pasar terkait ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 Januari.
Dilansir Reuters, Senin (20/1/2025), harga sawit untuk pengiriman April di Bursa Malaysia Derivatives Exchange menguat MR 55 atau 1,31% menjadi MR 4.4245 per metrik ton pada jeda perdagangan siang. Pekan lalu, harga sawit untuk periode itu mengalami penurunan hingga 4,51%.
BACA JUGA: Gandeng Bank CTBC, Allianz Luncurkan Asuransi Jangka Panjang untuk Kelas Menengah
“Aksi bargain buying menjadi perhatian utama di pasar minyak kelapa sawit sejak hari Jumat. Pasalnya, harga minyak kelapa sawit sekarang berada di posisi diskon jika dibandingkan minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Di sisi lain, marginnya mulai membaik di pasar-pasar tujuan utama, terutama India,” kata Anilkumar Bagani, kepala riset komoditas di Sunvin Group.
Pelaku pasar diketahui tengah menantikan data ekspor minyak kelapa sawit untuk periode 1-20 Januari yang akan dirilis hari ini. Impor minyak kelapa sawit India diperkirakan jatuh ke level terendah dalam lima tahun terakhir pada bulan Januari karena margin penyulingan yang tipis.
BACA JUGA: Usai Dipecat PSSI, STY Jadi Cameo di Film Horor Komedi
Alhasil, banyak yang beralih ke minyak kedelai karena harga yang lebih kompetitif. Namun, permintaan India mungkin membaik menjelang Ramadan.
“Ada kemungkinan Indian akan meningkatkan permintaan untuk short covering menjelang bulan Ramadan dan juga musim panas di India, yang mana banyak pernikahan berlangsung,” ujarnya.
Kontrak minyak kedelai yang paling aktif di Dalian menguat 1,72%, sementara kontrak minyak kelapa sawit naik 1,39%. Chicago Board of Trade tutup pada Senin karena hari libur.
Harga sawit umumnya akan mengikuti harga minyak nabati lainnya. Pasalnya, baik CPO dan minyak nabati lain bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global.
Minyak kelapa sawit FCPOc3 diperkirakan menguat ke kisaran MR 4.265 hingga MR 4.315 per ton. Wang Tao, analis teknikal Reuters memperkirakan harga bisa stabil di sekitar support MR 4.107 per ton.
Editor: Ranto Rajagukguk