Harga Sawit Hari Ini 9 April Turun Lagi Imbas Perang Tarif Dagang

marketeers article
Ilustrasi minyak sawit. (Sumber: 123rf)

Harga sawit mentah atau crude palm oil (CPO) memperpanjang penurunan pada Rabu (9/4/2025). Penurunan itu seiring anjloknya minyak nabati pesaing di pasar Dalian dan Chicago imbas kekhawatiran ekonomi akibat perang dagang.

Dilansir Reuters, Rabu (9/4/2025), kontrak acuan minyak kelapa sawit untuk pengiriman Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange merosot MYR 100 atau 2,39% menjadi MYR 4.088 per metrik ton pada jeda perdagangan siang.

BACA JUGA: SANF Terapkan Prinsip ESG lewat Program Pendidikan Inklusif

“Pergerakan harga saat ini didorong oleh sentimen pasar dan kecemasan ekonomi yang lebih luas, terutama seputar perang tarif yang tengah berlangsung,” kata Darren Lim, pakar strategi komoditas di broker Phillip Nova yang berbasis di Singapura.

“Ketika pasar global terus bergulat dengan ketidakpastian, sektor minyak nabati, termasuk minyak kelapa sawit telah terbawa arus penurunan,” Lim melanjutkan.

BACA JUGA: Instagram Bakal Tingkatkan Fitur Pencarian agar Bisa Temukan Konten

Kontrak kedelai yang paling aktif di Dalian merosot 1,28%, sementara kontrak minyak kelapa sawit anjlok 2,1%. Adapun harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) turun 1,78%.

Minyak kelapa sawit mengikuti pergerakan harga minyak nabati pesaing. Pasalnya, CPO memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global.

BACA JUGA: Meta Perluas Fitur Teen Accounts ke Facebook dan Messenger

Kemarin (8/4/2025), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia akan menyesuaikan pajak ekspor minyak sawit mentahnya untuk mengurangi beban tarif Amerika Serikat (AS) bagi para eksportir. Harga minyak mentah merosot ke level terendah empat tahun dalam penurunan lima hari beruntun terburuk pada tiga tahun terakhir.

Sementara itu, sejumlah komoditas, termasuk logam dasar, jatuh karena perang dagang antara Cina dan AS makin intensif. Banderol minyak mentah berjangka yang lebih lemah membuat CPO menjadi pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel.

Ringgit, mata uang perdagangan kelapa sawit menurun 0,11% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu membuat komoditas ini menjadi lebih murah bagi para pembeli yang menggunakan mata uang asing.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS