Heboh “CV Sampah” di Media Sosial, Ini Tips Membuatnya agar Dilirik HRD

marketeers article
Ilustrasi CV sampah (Foto: 123rf)

CV sampah belakangan ini ramai menjadi perbincangan di platform X. Pembahasan mengenai topik ini bermula ketika akun @romeogadungan mengunggah sebuah cuitan yang menyinggung soal sulitnya menemukan pelamar yang tepat karena saking banyaknya lamaran masuk.

Seandainya saja, semua orang bisa ngeliat betapa banyak CV sampah yang masuk, betapa banyak waktu yang masuk untuk useless interviews dan betapa susahnya menemukan talent yang tepat,” demikian cuitnya, yang hingga kini sudah dilihat sebanyak 4,7 juta kali.

Cuitan itu sontak menuai beragam respons dari warganet. Tak sedikit yang mempertanyakan kriteria dari ‘sampah’ yang dimaksud si pengunggah. Dalam unggahan lain, @romeogadungan pun memberikan pejelasan.

Pada intinya, akun tersebut menganggap sebuah CV sebagai ‘sampah’ apabila tidak memiliki struktur yang jelas. Isinya pun tidak sesuai dengan kualifikasi diri, melainkan hanya menulisnya berdasarkan hasil Googling.

BACA JUGA: Simak 4 Hal yang Perlu Disiapkan Sebelum Lakukan Kerja Sampingan

Di samping itu, CV ‘sampah’ juga terlihat dari cara si pelamar mengirimnya. “CV asal buat, yang kadang belum diedit dari lamaran sebelumnya, dikirim tanpa body email dan judul email, email kosong hanya berisi lampiran, etc,” jelasnya.

Terlepas dari kontroversi di media sosial yang demikian, CV sejatinya memang tak bisa dibuat sembarangan. Dokumen ini harus memiliki struktur yang jelas, seperti yang dijelaskan laman Zenius berikut ini:

Basic Information

Bagian ini berisi informasi data diri, seperti nama lengkap, alamat email, dan nomor telepon. Bisa juga dicantumkan beberapa informasi opsional, semisal akun media sosial untuk personal branding dan foto diri. 

Adapun penggunaan foto harus disesuaikan dengan posisi yang dilamar. Untuk pekerjaan yang menilai dari penampilan, seperti pramugari dan reporter, maka sebaiknya cantumkan foto yang profesional. 

Selain berlatar belakang netral, foto untuk CV cukup memperlihatkan penampilan dari kepala hingga pundak saja. Pastikan juga foto yang digunakan itu beresolusi tinggi dan tidak blur.

Specific Information

Bagian ini memuat informasi yang lebih spesifik, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman, dan penghargaan yang pernah diraih. Untuk riwayat pendidikan, sebaiknya cantumkan satu atau dua jenjang pendidikan yang terakhir kali ditempuh. 

BACA JUGA: 5 Tips Sebelum Memulai Side Hustle, Bisa Tambah Pemasukan Bulanan

Pengalaman itu sendiri tak hanya sebatas pengalaman kerja, melainkan juga organisasi yang pernah ditekuni. Pastikan juga untuk mencantumkan posisi di organisasi agar terlihat lebih meyakinkan.

Adapun penghargaan merupakan informasi opsional. Namun, sebaiknya tetap dicantumkan untuk membuktikan bahwa dirinya memiliki talenta dan kelebihan lain. Hal ini tak jarang menjadi nilai plus bagi pelamar di mata recruiter.

Skills

Bagian ini berisi informasi mengenai kemampuan pelamar, baik soft skills maupun hard skills. Sesuaikan kemampuan dengan posisi yang dilamar, seperti kemampuan computer untuk posisi yang berhubungan dengan teknik informasi dan languages untuk posisi penerjemah.

Selain memaksimalkan struktur CV, Anda juga perlu memperhatikan sejumlah hal saat mengirim dokumen tersebut melalui email. Salah satu hal wajib ialah tulis subject email dengan nama lengkap dan posisi yang dilamar. 

Jika subject email dikosongkan, besar kemungkinan pesan tersebut tidak dibuka lantaran dianggap spam. Selain itu, tulis pula body email dengan perkenalan diri secara singkat dan alasan mengapa pantas mendapatkan posisi yang dilamar.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related