Hermawan Kartajaya: Jangan Bela Small Business secara Membabi Buta

marketeers article
Founder & Chairman MCorp Hermawan Kartajaya. Sumber gambar: Marketeers/Tri Kurnia Yunianto.

TikTok secara resmi menutup layanan transaksi atau TikTok Shop sejak Rabu 4 Oktober 2023 lantaran adanya pelarangan social commerce bertransaksi. Usai kebijakan tersebut diambil, pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat kembali mendesak pemerintah untuk menutup e-commerce.

Tuntutan ditutupnya e-commerce menjadi viral di media sosial seperti TikTok, X, dan Instagram. Pasalnya, para pedagang mengaku lapaknya menjadi sepi setelah platform tersebut beroperasi yang diperburuk dengan membanjirnya produk impor harga murah.

BACA JUGA: TikTok Shop Resmi Ditutup, E-commerce Jadi Pilihan Para Seller

Menanggapi fenomena tersebut, pakar pemasaran sekaligus Founder & Chairman MCorp Hermawan Kartajaya meminta untuk pemangku kebijakan tidak membela usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) secara membabi buta.

Sebab, tuntutan mereka menutup perdagangan online hanya sebagai dampak kegagalan dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

“Saya kemarin mengingatkan kepada Asia Council for Small Business (ACSB) untuk tidak menjadi gerakan yang membela small business secara membabi buta,” kata Hermawan dalam Musyawarah Nasional (Munas) Indonesia Marketing Association (IMA) di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Sabtu (14/10/2023).

BACA JUGA: Tren e-Commerce Bikin 70% Ruang Mal di Tiongkok Tutup

Menurutnya, tuntutan dari pelaku small business terkesan mengada-ada yang disebabkan karena keengganan mereka memanfaatkan teknologi digital. Biasanya, para pelaku small business berdalih adopsi digital membutuhkan modal besar sehingga sulit dilakukan.

Hermawan berpendapat, untuk mengatasi masalah ini para pelaku memang perlu diedukasi lebih banyak lagi baik dari pemerintah maupun asosiasi pengusaha. Hal ini mempertimbangkan jumlahnya yang sangat banyak di seluruh Indonesia dan menjadi tulang punggung penyerapan tenaga kerja.

Kendati demikian, pengusaha kecil juga dituntut untuk perlu mengetahui strategi marketing yang semakin berkembang. Hermawan bilang, secara umum tantangan terberat dari pemasaran yaitu perubahan perilaku pasar yang bergerak dengan sangat cepat.

“Kalau pengusaha kecil tidak mengerti marketing ya pasti tidak bisa bersaing sehingga meminta perlindungan pemerintah mati-matian, itu namanya bukan entrepreneur. Entrepreneur itu memang harus bisa mengikuti teknologi, kalau tidak punya teknologinya ya kerja sama dengan yang punya teknologi,” tutur Hermawan.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related