Hermawan Kartajaya Ungkap Rahasia Tingginya Produktivitas Pekerja di Vietnam
Vietnam menjadi negara di kawasn Asia Tenggara (ASEAN) yang menunjukkan kemajuan pesat dalam hal produktivitas pekerja.
Dengan sektor manufaktur yang berkembang pesat, dukungan pendidikan, kebijakan pemerintah yang mendukung, serta peningkatan infrastruktur dan teknologi, negara ini telah berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berinvestasi.
Tingginya produktivitas pekerja di Vietnam terpotret dalam laporan yang dipublikasikan oleh Asian Productivity Organization (APO). Dalam laporan itu tingkat labour productivity (LP) Vietnam periode 2010-2016 tumbuh 4,5%.
BACA JUGA: Indonesia Marketing Outlook 2025 dan Bocoran Strategi Jitu dari Hermawan Kartajaya
Capaian tersebut jauh lebih dibandingkan dengan LP dari pekerja Indonesia yang hanya tumbuh 3,6% pada periode yang sama. Menanggapi hal tersebut, Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran sekaligus Founder dan Chair of MCorp membeberkan rahasia tingginya produktivitas pekerja di Vietnam.
“Para pekerja di Vietnam tidak membicarakan politik dan agama di lingkungan kerja. Dalam kehidupan sehari-hari, pekerja di sana hanya berpikir devended, spended, and happiness,” kata Hermawan dalam acara The 101st Jakarta CMO Club hosted by InHarmony Clinic bertajuk Empowering Wellness for Entrepreneurs and Professionals, Kamis (9/1/2025).
BACA JUGA: Hermawan Kartajaya: Operational Exellence Kunci Hadapi Ketidakpastian
Menurutnya, kondisi tersebut diperkuat dengan adanya kepastian hukum yang diberikan oleh pemerintah dan iklim politik yang kondusif. Alhasil, saat ini Vietnam menjadi negara favorit untuk pengusaha menanamkan modalnya atau bahan melakukan relokasi pabrik.
Hermawan menyebut secara karakter pekerja, Vietnam mirip dengan Cina yang memiliki etos kerja tinggi. Dengan demikian, untuk memproduksi suatu barang biaya yang harus dikeluarkan pengusaha lebih murah dibandingkan Indonesia.
“Ini salah satu alasan yang membuat Nvidia memilih untuk investasi di Vietnam. Padahal, Jensen Huang CEO Nvidia jalan-jalannya ke Indonesia,” ujarnya.
Di sisi lain, Hermawan menyebut perbedaan dengan pekerja di Indonesia yang cenderung lebih suka gaduh membicarakan politik dan agama. Bahkan, ini kerap terjadi di lingkungan kerja yang menghambat produktivitas.
“Orang Indonesia sering membicarakan politik dan agama di mana saja, sampai mereka lupa untuk bekerja. Kalau di Vietnam perbedaan ya sudah tidak perlu dibicarakan, biarkan menjadi keyakinannya masing-masing,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk