Hidup Hemat vs Investasi, Mana yang Bikin Pemula Lebih Cepat Kaya?

marketeers article
Ilustrasi perencanaan keuangan. (FOTO: 123RF)

Tidak sedikit orang yang masih takut melakukan investasi untuk membangun kekayaan. Sebagai alternatifnya, mereka pun memilih untuk menjalani hidup hemat agar bisa menekan pengeluaran dan menabung lebih banyak.

Kebimbangan semacam ini biasanya muncul ketika seseorang mulai merencanakan keuangan demi mencapai kebebasan finansial. Apakah Anda termasuk salah satunya? Jika demikian, New Trader U membagikan perbandingan mengenai hidup hemat dan investasi.

Mari cari tahu strategi mana yang paling efektif untuk membuat uang Anda berkembang dengan lebih cepat: hidup hemat atau investasi?

Hidup Hemat

Hidup hemat bukan berarti pelit, melainkan bijak dalam mengelola uang. Konsep yang satu ini berfokus pada pengeluaran yang lebih terkendali sehingga ada lebih banyak uang yang bisa disimpan.

BACA JUGA: Tips Menabung dan Mengelola Keuangan Pasca-Lebaran

Dampak dari hidup hemat bisa langsung terasa. Setiap rupiah yang tidak dikeluarkan langsung menambah jumlah tabungan.

Misalnya, jika seseorang bisa menghemat Rp 50.000 per hari, dalam setahun ia sudah mengumpulkan sekitar Rp 18 juta.

Selain menambah simpanan, hidup hemat juga membentuk kebiasaan finansial yang lebih baik.

Seseorang yang terbiasa berhemat cenderung lebih berhati-hati dalam berbelanja dan tidak mudah terpengaruh gaya hidup konsumtif. Ini bisa menjadi fondasi kuat untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang.

Investasi

Sementara itu, berbeda dengan menabung yang hanya menyimpan uang, investasi bertujuan untuk mengembangkan nilai uang tersebut. Saat seseorang berinvestasi, uang bisa berkembang melalui bunga, dividen, atau kenaikan harga aset.

Kekuatan utama investasi terletak pada bunga majemuk. Jika seseorang menginvestasikan Rp10 juta dengan rata-rata imbal hasil 7% per tahun, maka setelah 10 tahun uangnya akan berkembang menjadi sekitar Rp 19,6 juta tanpa perlu menambah modal.

Jika investasi tersebut dibiarkan terus berkembang selama 30 tahun, nilainya bisa melampaui Rp 76 juta. Namun, tentu saja, investasi tetap memiliki risiko, seperti fluktuasi pasar yang bisa menyebabkan nilai investasi turun sementara waktu.

Mana yang Lebih Cepat Bikin Kaya?

Mari bandingkan dua skenario berikut:

Skenario A: Seseorang menabung Rp 5 juta per tahun dan menyimpannya di tabungan dengan bunga 0,5%. Dalam 20 tahun, uangnya akan menjadi sekitar Rp 103 juta.

Skenario B: Seseorang lain menginvestasikan Rp 5 juta per tahun dalam instrumen investasi dengan imbal hasil rata-rata 7%. Setelah 20 tahun, nilai investasinya bisa mencapai sekitar Rp219 juta, lebih dari dua kali lipat jumlah tabungan tadi.

Setelah 30 tahun, perbedaannya semakin besar:

Skenario A: Tabungan di rekening berbunga rendah hanya berkembang menjadi sekitar Rp 158 juta.

Skenario B: Investasi yang konsisten bisa mencapai lebih dari Rp 505 juta.

Dari perhitungan ini, jelas bahwa investasi memiliki potensi lebih besar dalam membangun kekayaan dalam jangka panjang. Namun, investasi juga memerlukan strategi yang tepat agar tidak merugi.

Menggabungkan Hidup Hemat dan Investasi

Kabar baiknya, hidup hemat dan investasi tidak harus dipilih salah satu, justru keduanya bisa saling melengkapi. Hidup hemat akan membantu seseorang memiliki modal lebih besar untuk diinvestasikan.

BACA JUGA: Takut Mengeluarkan Uang? Begini Cara Aturnya agar Tetap Bisa Menabung

Sebagai contoh, jika Anda menghemat Rp 200.000 per bulan dan menginvestasikannya dengan imbal hasil 7% per tahun, Anda kemungkinan bisa mengumpulkan sekitar Rp 120 juta dalam 20 tahun. Semakin konsisten kebiasaan ini dilakukan, semakin besar hasil yang bisa dicapai.

Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari hidup hemat dan investasi, salah satu langkah yang bisa dilakukan ialah mengidentifikasi area yang bisa dihemat tanpa mengurangi kualitas hidup. Kurangi pula biaya langganan yang tidak digunakan atau cari alternatif yang lebih murah.

Setelah mengumpulkan cukup modal, mulai berinvestasi sesegera mungkin.

Reksa dana indeks bisa menjadi pilihan awal yang mudah dan terjangkau. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan instrumen seperti reksa dana bebas pajak untuk memaksimalkan keuntungan dari investasi.

Namun, jika Anda masih belum yakin, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

Related

award
SPSAwArDS