Saat kondisi ekonomi sedang tak menentu, banyak orang merasa gelisah dan khawatir terhadap masa depan keuangan mereka. Perasaan ini sejatinya wajar, tapi jika dibiarkan mengendalikan keputusan finansial, dampaknya bisa sangat merugikan karena hal itu berpotensi menimbulkan kesalahan finansial.
Menurut Suze Orman selaku pakar keuangan ternama, ada satu kesalahan besar yang sering dilakukan banyak orang saat menghadapi situasi seperti ini, yaitu panik.
Ia pun menyarankan untuk tidak melakukan hal-hal kesalahan finansial ini agar keuangan tetap stabil meski ekonomi sedang goyah:
Panik dan Ambil Keputusan Terburu-buru
Sebagaimana dilansir dari GOBakingRates, Orman menyarankan untuk tidak panik. Pasalanya, ini bisa membuat seseorang melakukan keputusan yang justru merugikan dirinya sendiri, seperti buru-buru menjual investasi saat nilainya turun.
BACA JUGA: Emas Fisik vs Digital, Mana yang Lebih Baik untuk Investasi?
Padahal, pasar keuangan memang bersifat fluktuatif. Contohnya, ketika indeks S&P 500 turun 18,04% pada 2022, banyak orang memilih menjual saham mereka karena takut rugi lebih besar.
Sayangnya, di tahun berikutnya, indeks ini justru naik tajam sebesar 26,06%.
“Hal tersebut berarti jika Anda bertahan dan tidak menjual dalam kondisi panik, justru potensi keuntungannya bisa jauh lebih besar,” jelas Orman, dikutip Selasa (15/4/2025).
Terlalu Sering Mengecek Portofolio Investasi
Mengecek perkembangan investasi terlalu sering bisa memicu rasa cemas berlebihan. Orman menyarankan pendekatan “set it and forget it”, yang berarti setelah Anda mengalokasikan dana untuk investasi, biarkan itu bekerja dalam jangka panjang.
Alih-alih sering mengecek, fokuslah pada tujuan akhir, seperti dana pensiun. Selain itu, jangan biarkan fluktuasi harian mempengaruhi keputusan Anda.
Konsumsi Berita Spekulatif
Saat ekonomi tidak stabil, banyak informasi beredar yang justru memperkeruh suasana.
Banyak “pakar keuangan dadakan” menyebarkan ketakutan lewat media sosial demi menarik perhatian. Agar tidak terjebak dalam ketakutan yang tidak berdasar, carilah informasi dari sumber yang terpercaya dan berbasis data.
Berpikir Jangka Pendek
Investasi adalah permainan jangka panjang. Jika Anda hanya fokus pada kondisi pasar saat ini, Anda bisa kehilangan gambaran besar.
BACA JUGA: Strategi Warren Buffett “Meramal” Pasar Saham agar Tetap Cuan
Ingatlah kembali alasan Anda mulai berinvestasi, apakah untuk membeli rumah, dana pendidikan anak, atau pensiun.
“Selama tujuannya masih jauh ke depan, fluktuasi saat ini tidak perlu membuat Anda panik,” kata Ormen.
Melihat Penurunan Pasar sebagai Hal Negatif
Jika Anda menyukai diskon saat berbelanja, perlakukan penurunan pasar sebagai kesempatan untuk “berbelanja” saham atau reksa dana dengan harga yang lebih murah.
Ini dapat menjadi peluang untuk memperkuat portofolio Anda dalam jangka panjang.
Editor: Eric Iskandarsjah Z