Media sosial telah lama menjadi ‘pemandu wisata’ tidak resmi bagi pelancong. Rekomendasi dari influencer sering kali menentukan ke mana orang-orang berlibur, hingga menyebabkan lonjakan wisatawan di tempat-tempat tertentu.
Mirror menyebut Santorini di Yunani sebagai salah satu contoh destinasi yang terkena dampak media sosial. Jumlah wisatawan di sini meningkat drastis hingga mencapai 3,4 juta pengunjung per tahun, jauh melebihi populasi tetapnya yang hanya sekitar 20.000 orang.
Situasi serupa juga terjadi di Pantai Amalfi di Italia, Bali di Indonesia, serta Hallstatt di Austria. Lonjakan wisatawan yang berlebihan bisa menyebabkan kemacetan, lonjakan harga, sekaligus pengalaman wisata yang kurang nyaman, baik bagi turis maupun penduduk setempat.
BACA JUGA: Sleep Tourism, Tren Wisata Tahun 2025 yang Fokus pada Kualitas Tidur
Untuk mengatasi hal ini, beberapa destinasi mulai menerapkan batasan jumlah pengunjung. Tak cuma itu, wisatawan sendiri juga mulai melakukan perubahan di mana tidak lagi mengikuti tren media sosial dan justru menghindari tempat-tempat yang terlalu viral.
Inilah yang disebut sebagai detour destinations, sebuah tren yang membuat wisatawan beralih mengunjungi destinasi alternatif yang lebih tenang dan autentik, alih-alih mengunjungi tempat wisata yang dipopulerkan di media sosial.
Lebih tepatnya, detour destinations didefinisikan sebagai pilihan destinasi yang memiliki pesona serupa dengan tempat wisata terkenal tetapi lebih sepi dan memberikan pengalaman yang lebih autentik.
BACA JUGA: Tren Solo Traveling Terus Meningkat, Jepang Jadi Destinasi Utama
Tren ini utamanya dipelopori oleh Millennial dan Gen X, serta sebagian Gen Z yang ingin mencari pengalaman lebih autentik. Mereka tidak lagi ingin menjadi bagian dari keramaian yang hanya mengejar tempat-tempat viral, tetapi lebih memilih perjalanan yang memberikan kedekatan dengan budaya lokal dan suasana yang lebih tenang.
Menurut Jan Luescher, CEO dari jaringan sosial ASMALLWORLD, semakin banyak wisatawan yang menjauhi rekomendasi influencer dan memilih perjalanan yang lebih personal.
“Wisatawan kini ingin menjelajah tempat yang tidak sekadar menjadi latar belakang foto media sosial, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih bermakna,” ujarnya.
Expedia mencatat bahwa banyak wisatawan kini beralih ke destinasi alternatif, antara lain Puglia yang menjadi pilihan dibanding Pantai Amalfi, Italia; Azores yang mulai menggantikan Madeira, Portugal; dan Slovenia yang dipilih sebagai alternatif Kroasia.
Apakah Anda juga tertarik mencoba mengikuti tren detour destinations?
Editor: Bernadinus Adi Pramudita