Hingga Akhir Tahun 2021, Komoditas Batubara Tetap Andalan PNBP Nasional

marketeers article
Large quarry dump truck. Loading the rock in dumper. Loading coal into body truck. Production useful minerals. Mining truck mining machinery, to transport coal from open-pit excavator work.

Komoditas batubara masih menjadi andalan pemerintah dalam mendapatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2021. Tercatat, hingga 10 Desember 2021 hasil PNBP yang didapatkan dari sektor batubara sebanyak Rp 70,05 triliun. Jumlah tersebut melebihi 179,14% dibdaningkan target sebesar Rp 39,1 triliun.

“Di tengah tantangan pandemi COVID-19, Direktorat Jenderal Minerba tetap dapat mencapai target PNBP yang telah ditetapkan,” ujar Direktur Penerimaan Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid melalui keterangannya, Kamis (23/12/2021).

Investasi di sektor minerba hingga 10 Desember 2021 telah mencapai US$ 3,5 miliar atau 81,3% dari target tahun 2021 sebesar US$ 4,3 miliar. Hingga sekarang, pemerintah terus mendorong terjaganya iklim investasi minerba dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di meski masih berada tengah pandemi.

Sementara itu, terkait dengan produksi dan pemanfaatan mineral, Wafid menyampaikan realisasi hingga Desember 2021, khususnya produk yang terkait dengan nikel, baik dalam bentuk feronikel, Nickel Pig Iron (NPI), dan nikel matte pada tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Meskipun, belum sesuai dengan target yang ditetapkan.

“Untuk pemanfaatan batubara domestik, hasilnya terus meningkat, yaitu dari target dari 625 juta ton telah terealisasi sebanyak 89,6% atau 560 juta ton untuk tahun 2021. Sedangkan pemanfaatan batubara untuk domestik dari target 137,5 juta ton sudah mencapai 121,3 juta ton atau 88,2% dari target. Terpenting adalah kebutuhan batubara dalam negeri telah terpenuhi semuanya,” ujarnya.

Di sisi lain, Wafid mengungkapkan perkembangan pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter), pada tahun 2021 tengah dibangun empat smelter. Di antaranya, smelter PT ANTAM yang telah terbangun 97,7%. Lalu, smelter PT Nikel Indonesia di Banten yang telah terbangun 100% dan telah berhasil melakukan uji coba produksi.

Kemudian, PT Cahaya Modern Metal Industri di Banten yang juga telah terbangun 100% dan melakukan kegiatan produksi. Terakhir, PT Kapuas Prima Citra di Kalimantan Tengah yang telah terbangun 99,87%.

“Total realisasi fasilitas pemurnian mineral sampai dengan tahun 2020 sebanyak 19 smelter dan rencana sampai dengan tahun 2024 sebanyak 53 smelter,” pungkasnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related