Hingga September 2022, BTPN Kantongi Laba Bersih Rp 2,418 Triliun

marketeers article
Hingga September 2022, BTPN Kantongi Laba Bersih Rp 2,418 Triliun. (FOTO: Dok BTPN)

PT Bank BTPN Tbk mampu meraih laba bersih setelah pajak sebesar Rp 2,418 triliun sepanjang periode Januari hingga September 2022. Jumlah tersebut meningkat sebesar 18% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Henoch Munandar, Direktur Utama BTPN mengatakan dibandingkan tahun lalu, laba bersih yang didapatkan perusahaan sebesar Rp 2,046 triliun. Dia bilang tren positif ini akan menjadi modal penting perusahaan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi di tengah situasi ketidakpastian global.

BACA JUGA: Ciptakan Lingkungan Inklusif, Bank BTPN dan Microsoft Jalin Kerja Sama

“Pertumbuhan laba bersih Bank BTPN yang impresif tidak lepas dari optimisme masyarakat dan pelaku usaha terhadap pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan para nasabah kami terhadap Bank BTPN di tengah tingginya inflasi dan tren kenaikan suku bunga bank,” kata Henoch melalui keterangannya, Selasa (1/11/2022).

Menurutnya, pertumbuhan laba bersih Bank BTPN terutama dikontribusi oleh peningkatan pendapatan operasional dan penurunan biaya kredit. Pendapatan operasional naik 4% secara tahunan (yoy), didukung oleh naiknya pendapatan bunga bersih yang naik 4% (yoy) menjadi Rp 8,669 triliun per akhir September 2022 dan pendapatan operasional lainnya sebesar 5% yoy.

BACA JUGA: Tawarkan Solusi Investasi, BTPN dan BNP Paribas Jalin Kerja Sama

Kenaikan pendapatan bunga bersih ini didorong oleh peningkatan kredit segmen korporasi sebesar 23% (yoy) dan pembiayaan syariah sebesar 11% (yoy). Sementara itu, biaya kredit turun 19% (yoy) menjadi Rp 1,294 triliun.

“Kami terus memantau kualitas kredit nasabah dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit,” ujar dia.

Henoch menambahkan total kredit yang disalurkan Bank BTPN meningkat 13% (yoy) menjadi Rp 155,43 triliun per akhir September 2022 seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang optimistis. Pertumbuhan kredit Bank BTPN ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan, yakni 11% (yoy) pada akhir September 2022 menurut data Bank Indonesia (BI).

Pertumbuhan kredit juga mendorong aset Bank BTPN naik 9% (yoy) menjadi Rp 199,90 triliun pada akhir kuartal III tahun 2022. Perusahaan berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, tercermin dari rasio gross non-performing loan (NPL) yang berada di level 1,41%, turun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 1,56% dan lebih rendah dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,88% pada akhir Agustus 2022.

Bank BTPN menyesuaikan jumlah dana pihak ketiga (DPK) dengan kebutuhan pendanaan kredit dan kebutuhan likuiditas Bank. DPK Bank BTPN meningkat sebesar 1% (yoy) menjadi Rp 103,88 triliun pada akhir September 2022.  

Terdapat pergerakan DPK dari deposito berjangka ke Current Account Saving Account (CASA). Adapun CASA Bank BTPN meningkat 21% (yoy) sebesar Rp 7,30 triliun menjadi Rp 42,87 triliun per akhir September 2022, dan rasio CASA naik menjadi 41%. 

Deposito berjangka turun 10% (yoy) atau sebesar Rp 6,64 triliun menjadi Rp 61,01 triliun. Rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 194,4% dan net stable funding ratio (NSFR) 123,1% per akhir September 2022. 

Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat di 25,0%. Sebagai salah satu pionir dalam pengembangan bank digital di Indonesia, Bank BTPN terus meningkatkan berbagai keandalan fitur Jenius yang merupakan aplikasi life finance solution bagi nasabah digital savvy melalui proses kokreasi dan kolaborasi dengan para kokreator, termasuk Kartu Kredit Jenius Visa yang baru saja diluncurkan pada 28 Oktober 2022.

Jenius mencatatkan pertumbuhan jumlah registered user hampir 20% yoy menjadi 4,21 juta akhir September 2022, dari 3,51 juta pada periode yang sama tahun lalu. Adapun DPK yang dikelola Jenius juga menunjukkan kenaikan sebesar 33% yoy menjadi Rp19,4 triliun, dan total kredit yang disalurkan melalui Jenius (Flexi Cash) mencapai Rp 786,86 miliar, atau naik 185% (yoy) dari Rp 275,89 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

“Dengan kinerja baik dan fundamental yang sehat, kami optimis bisa menjaga pertumbuhan ini dari waktu ke waktu guna memenuhi kebutuhan finansial nasabah kami di berbagai segmen,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related