Hivos Kembangkan Portal Antihoaks

marketeers article
SUMBER: HOAXPLAY.COM

Maraknya penyebaran hoaks akhir-akhir ini telah berada pada tingkat yang mencemaskan, terlebih lagi dengan kemudahan akses informasi melalui berbagai platform digital termasuk sosial media. Karena itu, kemampuan literasi untuk kritis terhadap segala informasi yang didapat sangat diperlukan untuk memerangi penyebaran hoaks.

Survei Dailysocial.id pada tahun 2018 menunjukkan bahwa 53,2% reponden sering menerima hoax, tetapi hanya 55,6% responden yang selalu melakukan verifikasi terhadap informasi yang diterima dan 31% responden mengakui kesulitan mendeteksi hoaks.

Hivos, sebuah LSM yang bergerak di bidang kemanusiaan, kemudian mengembangkan sebuah portal antihoaks, yaitu Hoaxplay.com. Portal ini hadir sebagai media pembelajaran mandiri yang menyasar anak muda diusia 15-22 tahun. Tidak hanya sebagai pembelajaran mandiri, tetapi Hoaxplay.com juga mendorong penggunanya untuk aktif dalam terlibat dalam mencegah dan merespons hoaks.

“Literasi digital di Indonesia perlu ditingkatkan, sehingga berguna untuk melawan informasi palus dan berita bohong yang tersebar di Internet. Tapi sebaiknya tidak berhenti hanya sekedar memahami dan mendeteksinya, tetapi juga diperlukan tindakan-tindakan nyata untuk menghentikan hoaks dan berita bohong tersebut,” ujar Nisrina Nadhifah, Project Officer Hoaxplay.com.

Hoaxplay.com berisi berbagai macam materi mengenai literasi digital untuk memerangi hoax. Materi kemudian dikemas dengan cara semenarik mungkin melalui lima langkah seru seperti bermain game, sesuai dengan namanya yang mengandung kata “play.”

Lima langkah tersebut antara lain, melatih daya pikir kritis, tipologi informasi, teknik mendeteksi dan merespons hoaks, cara menyikapi hoaks yang beredar di lingkungannya, dan mengajak orang di sekitar untuk turut melawan hoaks. Hoaxplay.com juga dilengkapi dengan video, infografis, dan bahan bacaan dengan gaya populer yang membantu anak muda memahami materi.

Hoaxplay.com resmi diluncurkan pada 3 Oktober 2019. Mereka berharap dapat menggandeng sebanyak-banyaknya pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, swasta, ataupun individu, untuk dapat terus mengembangkan konten anti-hoax dan mendorong anak muda berpikir kritis.

Editor: Sigit Kurniawan

Related