Huawei Mate XT Ultimate Design Siap Meluncur, HP Lipat Tiga Termahal Huawei
Huawei berencana meluncurkan produk terbarunya yakni Huawei Mate XT Ultimate Design di pasar Indonesia. Perangkat ini diklaim perusahaan menjadi smartphone lipat tiga komersial pertama di dunia.
Ultimate Design merupakan embel-embel yang disematkan Huawei untuk perangkat yang didesain dengan mengusung kemewahan. Ini merupakan langkah yang berani, mengingat ini merupakan versi termewah dari semua smartphone Huawei.
Dengan mengusung konsep foldable phone generasi baru, Huawei Mate XT membawa terobosan besar dalam dunia smartphone. Huawei menggabungkan desain yang sangat tipis, estetika mewah, serta kemampuan teknologi tinggi untuk menciptakan pengalaman digital yang benar-benar baru bagi para penggunanya.
Desain Premium yang Belum Pernah Ada Sebelumnya
Huawei Mate XT hadir dengan desain paling tipis di kelasnya, yaitu hanya 3,6 mm. Tampilan luar smartphone ini dibuat dengan pola star diamond yang ikonik dan simetris, menghasilkan efek kilau elegan yang mempertegas kesan mewah.
Huawei menggunakan teknik pemotongan sinusoidal yang cermat untuk menciptakan pola permukaan bergelombang halus dan unik. Tak hanya itu, salah satu ciri khas Huawei Mate XT adalah lekukan eonic pada bagian kameranya.
“Setiap lekukan dibentuk secara handmade menggunakan teknik pemanasan berulang dalam hitungan detik, membuat setiap perangkat memiliki pola yang berbeda-beda, memberikan sentuhan personal layaknya sidik jari manusia,” kata Hutomo Wibowo, Product GTM Huawei Device Indonesia dalam acara media preview yang digelar di Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Teknologi Engsel Terkini untuk Pengalaman Melipat yang Mulus
Sebagai smartphone lipat tiga, Huawei Mate XT menggunakan sistem engsel generasi baru yang sangat kuat dan presisi. Engsel ini memungkinkan perangkat untuk dilipat ke dalam dan ke luar dengan mulus, tanpa mengurangi kenyamanan penggunaan.
Sistem engsel ini telah diuji hingga 15.000 kali lipatan, menjamin daya tahan dan stabilitas dalam jangka panjang. Bodi perangkat juga dirancang ringan dengan baterai ultra-tipis yang tersebar secara merata, mendukung desain ramping sekaligus memastikan daya tahan baterai tetap optimal.
Komponen-komponen dalam smartphone ini dikalibrasi secara presisi, menjadikan pengalaman melipat layar terasa halus dan tanpa hambatan.
Layar Lipat Fleksibel, Dukung Tiga Mode Penggunaan
Huawei Mate XT membawa konsep ULTIMATE EXPERIENCE yang memungkinkan pengguna memilih tiga mode tampilan layar, yaitu single screen, dual screen, dan triple screen. Layar OLED fleksibel berukuran 7,93 inci ini mampu memberikan pengalaman visual yang imersif, baik untuk bekerja, menonton, maupun bermain game.
Mode triple screen sangat cocok untuk multitasking, seperti membuka tiga aplikasi secara bersamaan. Mode dual screen memudahkan aktivitas seperti membaca atau membalas email, sedangkan mode single screen ideal digunakan dalam situasi sederhana seperti menelepon atau memotret.
Transisi antar mode berlangsung seamless dan intuitif, membuat Huawei Mate XT menjadi perangkat serbaguna yang dapat menyesuaikan kebutuhan pengguna di berbagai situasi, baik untuk hiburan maupun produktivitas.
Kamera Berkualitas Profesional dengan Teknologi Huawei XMAGE
Dalam urusan fotografi, Huawei Mate XT tidak main-main. Perangkat ini dibekali teknologi Huawei XMAGE, yang memungkinkan pengaturan cahaya dalam 10 level berbeda. Hal ini memudahkan pengguna menangkap gambar dalam berbagai kondisi pencahayaan, baik saat mengambil landscape, potret, maupun close-up.
Fitur Speed Snapshot juga menjadi andalan untuk menangkap momen bergerak dengan cepat dan tetap tajam. Dengan dukungan kecerdasan buatan (AI), hasil foto menjadi lebih presisi dan profesional tanpa harus repot mengatur manual.
Ini menjadikan Huawei Mate XT pilihan ideal untuk para content creator maupun pengguna biasa yang ingin hasil foto luar biasa. Urusan harga, Huawei belum mau mengumbar harga smartphone termahalnya ini.
Akan tetapi, mengacu pada peluncurannya di Malaysia, smartphone lipat tiga ini dibanderol di kisaran Rp 50 jutaan.
Editor: Ranto Rajagukguk
