“Terminal Kijing sudah mulai menjadi hub ekspor curah cair dan curah kering Kalimantan. Jumlah kunjungan kapal dan arus barang di pelabuhan internasional ini meningkat cukup tajam,” kata Direktur Utama PT Pelindo Arif Suhartono dalam keterangannya, di Jakarta, Minggu (24/12/2023).

Arif mengatakan kunjungan kapal di Terminal Kijing selama sembilan bulan pertama tahun 2023 mencapai 332 unit kapal, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan capaian 12 bulan tahun 2022 yang baru 154 buah. Kenaikan yang sama juga terjadi pada tonase kapal. Pada Triwulan I Tahun 2023, total tonase kapal mencapai hampir 1,2 juta Gross Tonage (GT).

BACA JUGA: Pelindo Multi Terminal Catatkan Angka Muatan Curah Kering 12,7 Juta Ton

Jumlah ini naik tajam dibandingkan capaian selama satu tahun penuh pada 2022 sebesar 555.607 GT. Menurut dia, perkembangan ini salah satunya disokong oleh integrasi Terminal Kijing dengan kawasan industri.

Saat ini, luas Kawasan Pendukung Terminal Kijing ini mencapai 124,09 hektare. Dari luasan itu, kawasan yang dapat dikomersialisasi mencapai 75% atau 92,61 hektare.

“Hal ini diharapkan dapat menciptakan efek domino pertumbuhan industri di kawasan tersebut dan mendukung program hilirisasi komoditas seperti minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), karet, dan bauksit/alumina,” ujarnya.

BACA JUGA: Pos Indonesia Salurkan Bantuan Uang Pensiunan Pelindo Rp 38,9 Miliar

Sementara itu, General Manager Pelindo Regional 2 Pontianak Hambar Wiyadi mengatakan bahwa di Kawasan Pendukung Terminal Kijing kini sudah beroperasi empat pabrik pengolahan minyak kelapa sawit. Dua di antaranya adalah pabrik CPO, masing-masing dengan kapasitas 2.500 ton per hari.

“Dengan empat pabrik tersebut, Terminal Kijing akan melayani 8.000 ton per hari hasil pabrik pengolahan kelapa sawit, sehingga potensi throughput kargo curah cair akan mencapai 5,7 juta ton per tahun dan kargo curah kering 200.000 ton per tahun,” kata Hambar.

Terdapat dua tambahan perusahaan lagi yang sudah meneken kerja sama untuk membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit. Perusahaan asal Singapura Apical berencana membangun Integrated Refinery Complex di Kawasan Pendukung Terminal Kijing dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun.

BACA JUGA: Pembatasan Angkutan, Pelindo Siapkan Diskon Biaya Penumpukan

Kemudian, PT Pacific Bio Industry (PBI) yang akan membangun pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 550.000 ton per tahun. Bekerja sama dengan anak usaha Pelindo, yakni PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL), PT PBI akan bersinergi dalam upaya mengoptimalkan area kawasan industri Kijing.

Pembangunan Terminal Kijing sendiri dibagi dalam tiga tahap. Jika seluruh pembangunannya selesai, Terminal Kijing setiap tahunnya akan mampu melayani 1,95 juta TEUs peti kemas, 12,18 juta ton curah cair, 15 juta ton curah kering, serta 1 juta ton muatan multipurpose.

Editor: Ranto Rajagukguk