Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Nasibmu Kini

marketeers article
Sumber ilustrasi: http://farm4.staticflickr.com/3177/2797014170_a8c278215c_z.jpg

Setiap kota idealnya memiliki hutan kota. Paling tidak memiliki ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai “paru-paru” kota. Keberadaan ruang terbuka hijau kini sebenarnya sudah menjadi regulasi pemerintah.  PP No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota, misalnya, menyebut empat fungsi hutan kota. Hutan kota berfungsi untuk memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika, membantu peresapan air, menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota, dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

Di luar fungsi-fungsi di atas, masih banyak manfaat hutan kota. Misalnya, hutan kota menjadi penyaring partikel padat di udara, penyerap partikel timbal yang berasal dari kendaraan bermotor, pelestarian plasma nutfah, dan yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat kota adalah fasilitas ruang terbuka hijau sebagai tempat rekreasi kecil yang menyehatkan.

Kota Bandung menjadi salah satu contoh kota yang peduli untuk merawat hutan kota. Hutan kota Babakan Siliwangi, misalnya, menjadi satu ruang terbuka hijau di jantung kota Bandung. Hutan ini pada tahun 2011 dideklarasikan sebagai hutan kota dunia oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).  PBB melihat hutan kota  seluas 3,8 hektare berperan sebagai area resapan air yang mampu memasok oksigen untuk 15.000 orang setiap harinya.

Beberapa waktu lalu, hutan kota ini dipercantik dengan fasilitas pejalan kaki sehingga masyarakat yang bertandang ke sana bisa berjalan-jalan ke dalam hutan tersebut sambil menikmati udara segar dan hijaunya pepohonan. Banyak masyarakat dari berbagai komunitas di Bandung memanfaatkan ruang publik hijau itu untuk menggelar acara komunal.

Sayangnya, saat ini, bergulir isu di area hutan Babakan Siliwangi itu akan dibangun sebuah mal dan pusat jajan di tengahnya. Rencana itu pun mengundang penolakan keras dari aneka komunitas, baik dari komunitas pecinta lingkungan, budayawan, dan lainnya.

Semoga “paru-paru” Kota Bandung ini tidak rusak karena nafsu bisnis dan aktivitas-aktivitas yang tak bertanggung-jawab dan akhirnya warga Bandung juga yang akan menuai efek negatifnya. Semoga Babakan Siliwangi bernasib baik.

 

Related