IDGs: Mengubah Dunia Dimulai dengan Mengubah Diri Sendiri

marketeers article
IDGs

Kesadaran global untuk keberlanjutan sudah lama menjadi kesadaran bersama. Kepedulian pada kondisi planet bumi, keadilan, kesetaraan, misalnya. Yang paling kentara adalah kesadaran bersama yang terangkum dalam Sustainable Development Goals (SDGs) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan 17 tujuan mulianya, seperti nol kemiskinan, tidak adanya kelaparan, kesetaraan gender, hingga kehidupan yang penuh kedamaian dan keadilan.

Meski demikian, pencapaian cita-cita SDGs menghadapi jalan terjal. Hingga hari ini, masih terjadi perang, ketimpangan gender, kelaparan, pembalakan liar, hingga kemiskinan. Perkembangan SDGs terbilang lamban.

Dari kondisi tersebut, muncul kesadaran bahwa persoalan di dunia merupakan cerminan persoalan dalam diri manusia. Persoalan sosial terjadi akibat perilaku manusia. Oleh sebab itu, untuk membangun societal development dibutuhkan personal development. Dengan kata lain, orang yang ingin menyelesaikan persoalan-persoalan dunia, seharusnya lebih dulu selesai dengan dirinya sendiri. Kemudian lahirlah Inner Development Goals (IDGs).

“Ujung-ujungnya adalah manusianya dan human consciousness. Dan, dalam proses menyembuhkan dunia, kita sebenarnya menyembuhkan diri kita sendiri. Ini dimulai dari para leader. IDGs ini mengakselerasi para pemimpin untuk mencapai cita-cita SDGs,” kata Stephanie Hermawan, Angel Impact Investor.

IDGs didirikan atas inisiatif Hannah Boman dan Jakob Trollbäck dari The New Division dan Erik Fernholm, pendiri 29k. Mereka semua berasal dari Swedia. IDGs secara resmi didirikan pada tahun 2020 oleh Ekskäret Foundation, The New Division dan 29k Foundation bersama dengan sekelompok peneliti, pakar, dan praktisi dalam pengembangan dan keberlanjutan kepemimpinan.

Framework IDGs. Source: website IDGs

Lima Dimensi dan 23 Kecakapan

IDGs mengusung lima dimensi dan 23 kecakapan dan kualitas. Lima dimensi tersebut antara lain, Being (relationship to self), Thinking (cognitive skills), Relating (caring for others and the world), Collaborating (social skills), Acting (enabling change).

  1. Being

Ini adalah perkara relasi orang dengan dirinya sendiri. Pada fase ini, orang mengenali dan menerima jati dirinya. Boleh dibilang, ia sudah selesai dengan dirinya sendiri. Di sini, orang menumbuhkan kehidupan batin (inner life), mengembangkan, serta memperdalam relasinya dengan pikiran, perasaan, dan tubuhnya. Dengan ini orang akan menyadari keberadaannya di sini dan sekarang. Dan, dengan tingkat kematangan ini, orang tidak akan reaktif saat menghadapi aneka masalah.

Ada lima kecakapan yang dimiliki oleh orang dalam dimensi ini. Pertama, inner Compas. Orang memiliki rasa tanggung jawab dan komitmen yang mendalam terhadap nilai dan tujuan yang berkaitan dengan kebaikan. Kedua, integrity and authenticity, komitmen dan kemampuan untuk bertindak dengan ketulusan, kejujuran, dan integritas. Ketiga, openness and Learning Mindset, pola pikir yang terbuka dan kemauan untuk terus belajar. Keempat, self-awareness, kemampuan untuk menyadari dirinya sendiri, baik dengan pikiran, perasaan, maupun keinginan. Dengan ini, orang bersikap realistis dan cakap mengatur dirinya sendiri. Kelima, presence, kemampuan untuk hidup saat ini dan di sini dengan penuh keterbukaan dan tanpa prasangka.

  1. Thinking

Di dimensi ini, orang mampu mengembangkan kecakapan kognitifnya. Ia mampu memberi prespektif yang berbeda, mengevaluasi informasi, dan memahami dunia sebagai keseluruhan yang saling terhubung. Tentu saja, ini sangat penting untuk pengambilan keputusan yang bijak.

Dimensi ini terdiri dari lima kecakapan. Pertama, critical thinking, kecakapan meninjau sesuatu secara kritis, entah terhadap pandangan, bukti, maupun rencana. Kedua, complexity awareness, pemahaman dan keterampilan bekerja dalam kondisi dan situasi kompleks. Ketiga, perspective skills, kecakapan dalam mencari, memahami, dan secara aktif memanfaatkan wawasan dan prespektif yang berbeda. Keempat, sense-making, kecakapan melihat pola dan menyusun sesuatu secara masuk akal. Kelima, long-term orientation and visioning, berorientasi jangka panjang dan kemampuan merumuskan visi.

  1. Relating

Orang menyadari dirinya terhubung dengan segala mahkluk ciptaan lainnya, baik itu sesame manusia, hewan, tumbuhan, dan alam semesta. Kesadaran ini menumbuhkan sikap untuk merawat dan menciptakan sistem yang lebih adil dan berkelanjutan.

Ada empat kecakapan dalam dimensi ini. Pertama, appreciation, orang menghargai dan mensyukuri segala sesuatu yang terhubung dengannya. Kedua, connectedness, kesadaran diri sebagai bagian tak terpisahkan dari sesuatu yang lebih besar, seperti komunitas, masyarakat, kemanusiaan, hingga ekosistem global. Ketiga, humility, kemampuan bertindak  sesuai dengan kebutuhan sistuasi tanpa memedulikan kepentingan diri sendiri atau rendah hati. Keempat, empathy and compassion, kemampuan terhubung dengan sesama manusia, diri sendiri, dan alam dengan kebaikan, empati, dan belarasa.

  1. Collaborating

Dalam rangka menggapai kemajua bersama dan menyelesaikan persoalan-persoalan dunia, orang menyadari pentingnya kolaborasi. Kolaborasi dilakukan dengan semua pihak yang memiliki nilai, kecakapan, dan kompetensi yang berbeda namun satu tujuan mulia.

Ada lima kecakapan dalam dimensi ini. Pertama, communication skills, kemampuan mendengarkan, membangun dialog, mengelola konflik secara konstruktif, dan menyesuaikan komunikasi dengan segmen audiens yang berbeda. Kedua, co-creation skills, kemampuan untuk berkreasi bersama dengan banyak pihak. Keempat, inclusive mindset and intercultural competence, kemampuan merangkul keberagaman. Keempat, trust, kemampuan menunjukkan dan menjaga kepercayaan sebagai fondasi sebuah relasi. Kelima, mobilization skills, kecakapan dalam menginspirasi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

  1. Acting

Dalam dimensi ini, orang memiliki keberanian dan optimisme untuk melakukan perubahan yang disertai dengan kegigihan.Ada empat kecakapan yang harus dimiliki orang dalam dimensi ini. Pertama, courage, kemampuan membela nilai-nilai, berani membuat keputusan, dan mengambil tindakan tegas. Kedua, creativity, kemampuan menghasilkan dan mengembangkan ide-ide orisinal. Ketiga, optimism, kemampuan merawat harapan, optimisme, dan keyakinan. Keempat, perseverance, kegigihan dalam mencapai sesuatu.

Topik IDGs ini akan menjadi salah satu bahasan dalam The 18th MarkPlus Conference 2024 yang akan digelar pada 6-7 Desember 2023 di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place. Bahasan akan diampu langsung oleh Guru Pemasaran Dunia Hermawan Kartajaya dan putrinya Stephanie Hermawan.

Ingin tahu lebih banyak tentang MarkPlus Conference, konferensi marketing terbesar di Asia, ini? Silakan meluncur di “10 Alasan Anda Harus Ikut di MarkPlus Conference, Konferensi Marketing Terbesar di Asia” atau langsung ambil tiket Anda di MarkPlus Conference.

Related