Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penurunan hingga 395 poin atau 6,12% ke 6.076 pada jeda perdagangan siang atau akhir sesi I perdagangan, Selasa (18/3/2025).
Sempat mengalami trading halt selama 30 menit akibat penurunan tajam hingga 5% pada pukul 11.19 WIB, IHSG tetap merosot saat Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali perdagangan. Penurunan IHSG hari ini tidak sejalan dengan kondisi bursa saham regional Asia yang mayoritas menguat seiring positifnya bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street.
BACA JUGA: IHSG Ambruk 5,02%, Bursa Efek Indonesia Bekukan Perdagangan Saham
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan penurunan IHSG lebih dipengaruhi oleh sikap pelaku pasar dalam merespons kekhawatiran kondisi ekonomi dalam negeri. Survei yang dilakukan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM UI) menunjukkan 55% ekonom sepakat kondisi ekonomi saat ini memburuk dibandingkan tiga bulan lalu.
“Sehingga hasil survei mengindikasikan bahwa kondisi saat ini memicu pandangan pesimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi di masa depan, sekaligus menyoroti kemungkinan terjadinya penurunan,” kata Maximilianus dalam risetnya.
BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Selasa 18 Maret Naik Lagi, Antam dan Pegadaian Tembus Segini!
Di samping itu, dia turut menyoroti rumor mengenai kemungkinan Sri Mulyani Indrawati yang mundur dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan pada kabinet Merah Putih. Ini akan berpotensi terhadap menurunnya kredibilitas keuangan pemerintah dan memicu terjadi capital outflow.
“Pasar tampaknya menantikan klarifikasi langsung dari Sri Mulyani,” ujarnya.
Sementara itu, bursa regional Asia bergerak menguat, didukung pascarilis data retail sales AS yang bulan Februari 2025 meningkat 0,2% dari sebelumnya merosot 1,2%. Dengan membaiknya ritel sales, ini mengurangi kekhawatiran terkait kemungkinan resesi di AS.
“Kabar lainnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Senin bahwa pemimpin Tiongkok Xi Jinping akan segera mengunjungi Washington di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan. Tentunya ini dapat meredam ketegangan dua negara yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar,” ucapnya.
Sentimen positif lainnya juga didorong oleh meningkatnya optimisme tentang prospek ekonomi Cina. Hal ini menyusul data penjualan ritel yang positif dan inisiatif baru Cina yang bertujuan untuk mendorong belanja konsumen.
Pada akhir sesi I perdagangan hari ini, saham-saham yang mengalami kenaikan, yaitu FMII, ANJT, TRIN, TARA, dan WGSH. Adapun saham-saham yang mengalami penurunan terbesar MINA. FORU, SMDM, DNAR, dan UANG.
Editor: Ranto Rajagukguk