Ikuti Pameran di Jerman, Produk IKM Berhasil Raih Transaksi Rp 9,9 Miliar

marketeers article
Ilustrasi produk lokal. Sumber gambar: 123rf

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan sebanyak 11 industri kecil menengah (IKM) mengikuti pameran berskala internasional, yaitu Ambiente yang berlangsung di Messe Frankfurt, Jerman. Dalam ajang yang diselenggarakan selama lima hari tersebut, produk-produk kerajinan lokal berhasil mencatatkan transaksi sebesar US$ 651.000 atau setara dengan Rp 9,9 miliar (kurs Rp 15.179 per US$).

Reni Yanita, Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin mengatakan Ambiente merupakan pameran dagang di sektor home decor dan kerajinan, yang digelar setiap bulan Februari. Ajang tersebut sebagai salah satu pameran bergengsi di Eropa yang dapat menjadi peluang bagi IKM nasional untuk membangun jaringan dan kinerja ekspor.

“Nilai transaksi ini masih akan meningkat mengingat terdapat 59 kesepakatan dengan para calon buyer. Hal ini menunjukkan bahwa IKM kita tetap memiliki daya saing cukup tinggi di pasar global meskipun pameran ini merupakan yang perdana sejak pandemi COVID-19,” kata Reni melalui keterangannya, Selasa (21/2/2023).

BACA JUGA: Hingga Desember Belanja Produk Lokal Tembus Rp 651,8 Triliun

Menurutnya, pada tahun 2023, Ambiente kembali digelar secara fisik setelah dua tahun terakhir dibatalkan akibat pandemi. Sebanyak 4.561 industri turut serta dalam Ambiente 2023, termasuk 72 perusahaan yang berasal dari Indonesia.

Reni bilang, pameran ini juga dikunjungi oleh 154.000 orang dari 170 negara. Sehingga sangat potensial bagi IKM lokal mendapatkan permintaan secara global.

Adapun 11 IKM yang difasilitasi itu telah melalui serangkaian kurasi dan pendampingan sebelum diberangkatkan ke Jerman. Mereka yang diboyong, yaitu Siji Lifestyle, Jawa Classic Furniture, PT Bana Andaru, Hasibuan Design, PT Indo Risakti, Bambu Mohoi, Yogya Indo Global. Ada pula Art Classic Indonesia, Abbacraft Multi Kreasi, CV Grandis Home, dan PT Alami Sejahtera Nusantara yang kesemuanya tampil di Paviliun Indonesia.

Reni menambahkan kinerja ekspor pelaku IKM yang menjadi peserta pameran Ambiente dinilai cukup gemilang setiap tahunnya. Pada 2019, delapan peserta yang terlibat mencatatkan total nilai penjualan saat pameran sebesar US$ 1,57 juta, dan nilai ekspornya setelah pameran menembus US$ 3,28 juta.

BACA JUGA: Luhut Sebut Belanja Produk Lokal Tembus Rp 584,59 Triliun

“Sebelumnya, pada 2018, nilai penjualan dari enam peserta saat pameran tercatat US$ 705,2 ribu dan nilai ekspor setelah pameran menjadi US$ 1,2 juta. Sedangkan, pada 2017, delapan peserta mencatatkan nilai penjualan sebesar US$ 439,6 ribu dengan nilai ekspor setelah pameran mencapai US$ 950 ribu,” ujarnya.

Menurut Reni, para pelaku IKM kerajinan di Tanah Air memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Kemenperin mencatat kinerja ekspor produk kerajinan nasional mencapai US$ 949 juta pada tahun 2022.

Melihat kondisi tersebut, peluang pengembangan industri kerajinan terbentang luas. Apalagi, pangsa pasar industri kerajinan di Indonesia baru 2,5% dari pasar dunia dan bisa terus berkembang.

“Oleh sebab itu, kami semakin aktif mempromosikan beragam produk kerajinan nasional agar mampu menguasai pasar domestik dan internasional,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related