Imbas Kenaikan BBM, Pedagang Perkirakan Inflasi Tembus 8%

marketeers article
Pengisian bahan bakar minyak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sumber gambar: 123rf

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) memperkirakan inflasi yang ditimbulkan akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mencapai angka 8% pada komoditas pangan. Hal ini diklaim akan sangat menyusahkan masyarakat menengah ke bawah, khususnya kalangan pedagang.

“Jika inflasi dianalisis awal hanya sekitar 4%, maka ada kemungkinan pascakenaikan harga BBM analisis dari perbankan dan ekonom menyebutkan paling buruk yaitu 6% hingga 8%. Terus apakah ini baik untuk sebuah negara? Tentu tidak, maka dari itu jika pemerintah ingin membuat kebijakan harus dilihat secara holistik, bukan parsial,” ujar Ahmad Choirul Furqon, Ketua Bidang Penguatan Usaha dan Investasi, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikappi melalui keterangannya, Selasa (6/9/2022).

Menurutnya, kenaikan harga BBM dipastikan akan memengaruhi harga kebutuhan pokok. Meskipun saat ini belum begitu terasa, kenaikan BBM telah diikuti melonjaknya harga komoditas pangan di beberapa daerah seperti di Provinsi Jawa Barat.

Furqon menyebut beberapa komoditas yang telah melambung seperti di antaranya daging ayam ras, telur, dan cabai. 

“Kenaikan harga BBM iki akan berdampak sangat besar terhadap kenaikan harga sembako. Mungkin hari ini masih belum terlalu terlihat, karena masih penyesuaian harga, namun kenaikan harga sembako itu pasti,” ujarnya.

Di sisi lain, Furqon menuding pemerintah selama ini cenderung mengambil kebijakan yang menguntungkan segelintir orang, khususnya orang-orang kaya. Bahkan, dia menyebut kebijakan pemerintah dikendalikan oleh para importir minyak dan gas (migas) berkantong tebal.

Tak hanya itu, Ikappi juga menilai skema bantuan langsung tunai (BLT) yang disiapkan pemerintah sebagai bantalan sosial akibat kebijakan kenaikan harga BBM tak efektif. Bantuan tersebut hanya dinilai sebagai obat bius yang memberikan dampak sementara yang cenderung tidak tepat sasaran.

“Jangan sampai kebijakan kenaikan harga BBM ini hanya menguntungkan segelintir orang. Kami tahu sejak lama Indonesia disandera oleh mafia migas, kami harap kenaikan harga BBM ini tidak hanya menguntungkan para importir migas dan menyengsarakan masyarakat, khususnya pedagang pasar,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related