IMF Perkirakan Ekonomi Cina Pulih Lebih Cepat, Ini Indikasinya

marketeers article
IMF. (FOTO: 123rf)

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Cina berpeluang pulih lebih cepat mulai kuartal II 2023 dan seterusnya. Hal itu diindikasikan dengan tren infeksi dan pencabutan sebagian besar pembatasan COVID-19.

Demikian pernyataan Gita Gopinath, Direktur Pelaksana IMF di sela-sela Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos sembari menyerukan agar negara-negara menghindari terperosok dalam proteksionisme. Ia memuji pembukaan kembali pasar Cina sebagai tanda positif, bersamaan dengan indikasi bahwa negeri Tirai Bambu tersebut siap terlibat dalam ekonomi dunia.

“Kami berharap pertumbuhan di Cina akan kembali pulih,” kata Gopinath, dikutip dari Reuters, Kamis (19/1/2023).

BACA JUGA: IMF: Fragmentasi Rugikan Ekonomi Global 7% dari PDB

“Melihat tren infeksi dan jika hal itu terus berlanjut, kita bisa melihat pemulihan yang sangat cepat mulai dari setelah kuartal pertama tahun ini,” ujarnya.

Ekonomi Cina tumbuh 3% pada tahun 2022, menjadi capaian terburuk hampir setengah abad. Keterpurukan itu menyusul pembatasan COVID-19 yang ketat dan kemerosotan pasar properti.

Ekonom yang disurvei Reuters melihat pertumbuhan ekonomi Cina pada tahun 2023 sekitar 4,9% dan beberapa di antaranya mengoreksi ke atas perkiraannya menjadi 5,5%.

BACA JUGA: Good Governance: Apa Saja Sih, Karakteristiknya?

Gopinath menuturkan tingkat pertumbuhan ekonomi di kisaran 4% ke atas kemungkinan bahwa setiap tekanan inflasi global akan diimbangi dengan perlambatan permintaan di tempat lain.

“Namun, jika pertumbuhan di Cina jauh lebih kuat, yang merupakan sebuah kemungkinan, maka kita harus bisa melihat lonjakan harga minyak atau harga energi,” ucapnya.

Sementara itu, Gopinath melihat tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menunjukkan penurunan. Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti inflasi akan terkendali secara permanen sesuai target Federal Reserve (The Fed) sebesar 2%.

“Jika kita mendapatkan angka-angka yang mirip dengan yang apa kita lihat dalam satu atau dua bulan terakhir selama beberapa bulan ke depan, maka kita akan berada di tempat yang baik,” tuturnya.

Gopinath turut menyoroti kekhawatiran IMF mengenai ketegangan geopolitik yang bakal membawa negara-negara ke arah proteksionisme. Di sisi lain, kebijakan itu diterapkan secara praktis untuk melindungi keamanan ekonomi masing-masing negara.

Related