Impor RI Turun, Neraca Dagang Desember 2023 Surplus US$ 3,31 miliar

marketeers article
Ilustrasi impor komoditas ke Indonesia. Sumber gambar: 123rf

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Desember 2023 terjadi penurunan impor sebesar 2,45% dibandingkan November 2023 (month-to-month/mtm). Adapun nilai impornya mencapai US$ 19,11 miliar.

Pudji Ismartini, Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS menuturkan dibandingkan dengan Desember 2022 (year-on-year/yoy) impor mengalami penurunan sebesar 3,81%. Secara terperinci, impor komoditas minyak dan gas bumi (migas) pada Desember 2023 senilai US$ 3,37 miliar atau turun 3,33% (mtm).

BACA JUGA: Impor Naik 4,89%, Neraca Dagang RI Tetap Surplus US$ 2,41 miliar

Selanjutnya, secara tahunan mengalami kenaikan 5,35% dibandingkan Desember 2022 (yoy). Untuk impor nonmigas pada Desember 2023 sebesar US$ 15,74 miliar, atau turun 2,26% dibandingkan November 2023 dan turun 5,57% dibandingkan Desember 2022.

“Neraca perdagangan Indonesia Desember 2023 mengalami surplus US$ 3,31 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$ 5,20 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$ 1,89 miliar,” kata Pudi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/1/2024).

BACA JUGA: Lindungi Produk Lokal, Jokowi Perketat Impor di E-commerce

Secara terperinci, penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Desember 2023 dibandingkan November 2023 adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya senilai US$ 252,1 juta dengan persentase 11,42%. Sementara itu, peningkatan terbesar adalah bahan bakar mineral US$ 248,3 juta dengan persentase 89,80%.

Berdasarkan asal barangnya, tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Desember 2023 adalah Cina sebesar US$ 62,18 miliar dengan persentase 33,42%, Jepang US$ 16,44 miliar 8,84%, dan Thailand US$ 10,14 miliar 5,45%. 

Impor nonmigas dari Asia Tenggara (ASEAN) sebesar US$ 31,05 miliar 16,69% dan Uni Eropa US$ 14,02 miliar 7,53%. Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari hingga Desember 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal senilai US$ 2.828,9 juta dengan persentase 7,78% dan barang konsumsi US$ 1.714,1 juta 8,64%. 

Selanjutnya, impor bahan baku atau penolong turun US$ 20.104,4 juta dengan persentase 11,09%.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related