Impor Turun 13,68%, Neraca Perdagangan Surplus US$ 5,48 miliar

marketeers article
Ilustrasi impor komoditas ke Indonesia. Sumber gambar: 123rf

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sepanjang Februari 2023 impor komoditas ke Indonesia mencapai US$ 15,92 miliar atau setara dengan Rp 244,9 triliun (kurs Rp 15.387 per US$). Tercatat, angka impor bulan lalu mengalami penurunan sebesar 13,68% dibandingkan Januari 2023 (month-to-month/mtm).

Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS menjelaskan, jika dibandingkan Februari 2022 (year-on-year/yoy) impor terjadi penurunan sebesar 4,32%. Secara terperinci, impor komoditas minyak dan gas bumi (migas) senilai US$ 2,41 miliar atau turun 17,19% dibandingkan Januari 2023 (mtm).

BACA JUGA: Naik 1,27%, Impor Januari 2023 Mencapai US$ 18,44 Miliar

Angka tersebut atau turun 17,08% dibandingkan Februari 2022 (yoy). 

“Sedangkan impor nonmigas Februari 2023 senilai US$ 13,51 miliar, turun 13,03% dibandingkan Januari 2023 (mtm). Nilai tersebut menurun 1,63% dibandingkan Februari 2022 (yoy),” kata Habibullah dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Menurutnya, penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Februari 2023 dibandingkan Januari 2023 adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya US$ 355,4 juta dengan persentase 15,22%. Selanjutnya, peningkatan terbesar adalah bijih logam, terak, dan abu US$ 111,1 juta dengan persentase 249,87%.

BACA JUGA: Impor Naik, Neraca Dagang RI Tetap Surplus US$ 3,89 Miliar

Berdasarkan asalnya, tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari hingga Februari 2023 adalah Cina senilai US$ 9,36 miliar dengan persentase 32,22%, Jepang US$ 2,77 miliar 9,53%, dan Thailand US$ 1,79 miliar 6,17%. Impor nonmigas dari kawasan Asia Tenggara (ASEAN) US$ 4,99 miliar atau setara 17,17% dan Uni Eropa US$ 2,01 miliar atau 6,91%.

Menurut golongan penggunaan barang, kata Habibullah, nilai impor Januari hingga Februari 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal US$ 317,3 juta dengan persentase 5,87% dan barang konsumsi US$ 178,6 juta atau setara 6,42%. Kendati demikian, impor bahan baku atau penolong turun US$ 983,5 juta atau setara 3,69%.

“Neraca perdagangan Indonesia Februari 2023 mengalami surplus US$ 5,48 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas senilai US$ 6,70 miliar. Namun, tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$ 1,22 miliar,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related