Indonesia & Korsel Siap Garap Industri Masa Depan

profile photo reporter Estu Maranti
EstuMaranti
18 September 2020
marketeers article
Seou, South Korea city skyline at twilight.

Korea Selatan termasuk negara yang menggantungkan ekonominya pada perekonomian global. Karena itu, selama pandemi, negara ini mengalami pukulan telak termasuk dari segi demand dan supply. Disampaikan oleh Umar Hadi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan, pemerintah Korea pun dengan sigap mengeluarkan rencana jangka menengah atau disebut The Korean New Deal.

“Pemerintah Korea Selatan cukup sigap dalam memitigasi krisis ekonomi global selama pandemi. Mereka mengeluarkan rencana jangka menengah sampai dengan 2025 yang disebut sebagai The Korean New Deal” kata Umar dalam gelaran acara Jakarta Marketing Week (JMW) 2020, Kamis (17/09/2020).

Terdapat tiga unsur dalam rencana jangka menengah tersebut. Pertama, adalah digital new deal yang mengakselerasi pertumbuhan digital economy. Kedua, digital new green di mana Korea Selatan juga akan berfokus pada lingkungan dengan target zero low emission economy pada tahun 2025. Ketiga, memperkuat jaring pengaman sosial.

Pandemi juga berdampak pada hubungan ekonomi bilateral Indonesia dengan Korea Selatan. Berbagai strategi pun diterapkan KBRI Korea Selatan. Umar mengatakan, pandemi tidak hanya membuat kita untuk bertahan, tetapi juga menyiapkan diri untuk maju ke depan dengan melihat peluang yang ada.

“Kami melihat ada peluang dari rencana The Korean New Deal tersebut, terutama diunsur digital new deal dan digital new green karena itu sekarang market kita adalah ide-ide bahwa Indonesia tempat yang baik untuk bekerja sama di antara kedua unsur tersebut,” jelas Umar.

Umar juga menjelaskan, untuk mendukung kerja sama dengan Korea Selatan tersebut, saat ini Indonesia tengah mempersiapkan industri masa depan. Sebagai contoh di industri biofarmasi, di mana Indonesia memiliki banyak keragamana nabati sedangkan Korea Selatan memiliki teknologi bio, sehingga banyak yang dapat dikembangkan di industri Biofarmasi.

Indonesia juga akan menyuplai bahan baku untuk baterai electric vehicles ke Korea Selatan. Umar mengatakan saat ini permintaan EV begitu besar, Indonesia memiliki reveiver glycol oil yang begitu besar yang dapat digunakan sebagai bahan dalam membuat baterai lithium ion.

“Jadi memang kita sedang menggarap Industry for the Future karena itu lah yang akan menggerakkan roda ekonomi kita ke depannya, tidak sekadar untuk bertahan,” tutup Umar.

Related