Pakai Teknologi, Produktivitas Industri F&B Naik 15%

marketeers article
Stain-roof jars with drinks on the assembly line. for the production of alcoholic and soft drinks line. The final stage in the manufacture of the product.

Implementasi teknologi 4.0 di industri Food and Beverage (F&B) diproyeksi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dapat meningkatkan produktivitas hingga 10%-15%. Hal ini lantaran efisiensi biaya operasional yang dapat ditekan berkat teknologi 4.0.

“Ini penting karena dengan teknologi industri 4.0, pelaku dapat estimasi kapan waktu yang tepat untuk memperbaiki atau merevitalisasi peralatan produksi yang mereka miliki, sekaligus dapat mencegah kerusakan alat produksi yang berdampak pada proses produksi,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim di Jakarta, Senin (27/07/2020).

Teknologi industri 4.0 juga dinilai berperan penting untuk meningkatkan utilisasi pabrik pada sektor F&B. “Implementasi teknologi Industri 4.0 dapat menjadi solusi ketika pabrik belum dapat sepenuhnya beroperasi secara normal. Apabila dalam keadaan normal, implementasi teknologi Industri 4.0 pada sektor F&B dapat meningkatkan utilisasi 20%-25%,” jelas Rochim.

Industri F&B menjadi salah satu sektor prioritas yang dipacu pada implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Rochim mengungkapkan, saat ini penggunaan teknologi Industri 4.0 di sektor F&B sudah cukup baik.

“Hingga kini, perusahaan secara umum menggunakan teknologi Industri 4.0 untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan operasional, dan ini sudah cukup baik. Kami terus mendorong optimalisasi penggunaan teknologi Industri 4.0 ini untuk membantu industri dalam meningkatkan produksi maupun kualitas produk yang dihasilkan,” jelas Rochim.

Peran penting sektor strategis ini terlihat dari kontribusinya yang konsisten dan signfikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas.

Pada Triwulan I 2020, sektor industri F&B memberikan kontribusi sebesar 36,4% terhadap PDB manufaktur. Pada periode yang sama, pertumbuhan sektor industri ini mencapai 3,9%. Bahkan, sepanjang semester I 2020, industri F&B memberikan devisa yang paling besar melalui capaian nilai ekspor hingga US$ 13,73 miliar.

“Diharapkan melalui implementasi Industri 4.0, pertumbuhan sektor F&B dan kontribusi terhadap PDB dapat terus meningkat,” tutur Rochim.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related