Industri Logam Tumbuh 10,70%, Nilainya Capai Rp 632,51 Triliun

marketeers article
Ilustrasi pabrik baja. Sumber gambar: 123rf.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan sepanjang tahun 2023 industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE) tumbuh sebesar 10,70% secara tahunan (year-on-year/yoy). Adapun nilai yang dihasilkan dari bisnis ini, yaitu sebesar Rp 632,51 triliun.

Sopar Halomoan Sirait Sekretaris Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin menjelaskan sektor ILMATE adalah kontributor utama yang signifikan terhadap industri manufaktur maupun ekonomi nasional. Bahkan, pertumbuhan ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional tahun lalu.

BACA JUGA: Dampak Pembangunan IKN, Industri Logam Tumbuh 10,86%

“Kami sangat bangga dengan pertumbuhan ILMATE pada tahun 2023 yang masih mampu mempertahankan double digit. Hal ini membuktikan kebijakan selama ini sudah efektif dalam mendongkrak pertumbuhan industri,” kata Sopar melalui keterangannya, Kamis (22/2/2024).

Menurutnya, sektor ILMATE mampu memberikan kontribusi sebesar 4,27% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional atau 25,48% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas sepanjang tahun 2023. Kontribusi ini ditopang oleh peningkatan laju PDB dari lapangan usaha di sektor ILMATE yang tumbuh dua digit, seperti industri logam dasar sebesar 14,17%, serta industri barang logam, komputer, barang elektronik dan optik sebesar 13,67%.

BACA JUGA: Lampaui Pertumbuhan Ekonomi, Industri Logam Tumbuh 6,65%

Selain itu, ditopang industri alat angkutan yang tumbuh sebesar 7,63% (yoy). Industri logam dasar merupakan subsektor ILMATE yang sukses meraih pertumbuhan double digit setiap tahunnya sejak 2021.

Pertumbuhan industri yang berpusat di Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara didukung adanya lonjakan kenaikan permintaan produk besi baja dari luar negeri, terutama Cina, dan adanya peningkatan produksi domestik untuk produk feronikel. Oleh karena itu, subsektor tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 5,61% terhadap industri pengolahan nonmigas pada tahun 2023.

“Kami menyadari pentingnya ketersediaan bahan baku atau bahan penolong bagi para pelaku industri dalam negeri. Untuk itu, kami baru menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 1 Tahun 2024 tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya untuk mengokohkan stabilitas industri baja nasional,” ujarnya.

Sopar menyebut penerbitan regulasi tersebut menandakan industri baja merupakan sektor yang sangat strategis bagi pengembangan sektor industri penting lainnya seperti konstruksi, alat transportasi, energi, alat pertahanan dan infrastruktur. Sektor industri baja sangat berpotensi memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional melalui added value serta menjadi multiplier effect bagi peningkatan daya saing ekonomi.

“Adapun total nilai ekspor tiga komoditas utama logam dasar, yaitu ferro-alloys, nickel mattes, dan flat-rolled products menembus US$ 27,60 miliar pada tahun 2023,” kata dia.

Di sisi lain, subsektor industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik juga merupakan kontributor terbesar dalam memacu kinerja sektor ILMATE dengan memberikan andil sebesar 9,37% terhadap industri pengolahan nonmigas pada tahun 2023. Subsektor ini diuntungkan dengan adanya kenaikan permintaan barang logam dari sektor konstruksi, pertumbuhan permintaan global, dan pertumbuhan industri yang berpusat di Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur.

Berikutnya, subsektor industri alat angkutan tidak kalah bersaing dengan menunjukkan performa baiknya, yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,63% dan berkontribusi sebesar 8,88% terhadap industri pengolahan nonmigas pada tahun 2023. Hal ini ditunjukan dengan total tiga ekspor komoditas terbesar, yaitu mobil dan kendaraan bermotor, aksesoris kendaraan bermotor, dan sepeda motor yang mencapai US$ 9,33 miliar.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related