Industri Mainan RI Makin Diminati Dunia, Ekspor Tembus Rp 5,9 Triliun

marketeers article
Ilustrasi mainan anak-anak. Sumber gambar: 123rf.

Industri mainan produksi dalam negeri saat ini makin diminati pasar dunia. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai ekspornya yang mencapai angka US$ 383 juta atau setara dengan Rp 5,9 triliun (kurs Rp 15.641 per US$) sepanjang periode Januari hingga September 2022.

Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan raihan ekspor industri mainan meningkat sebesar 29,83% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat, pada tahun lalu ekspor hanya sebesar US$ 295 juta.

BACA JUGA: Kemenperin Siapkan Terobosan untuk Permudah Peroleh Sertifikasi TKDN

“Hingga saat ini, negara utama tujuan ekspor mainan Indonesia antara lain adalah Amerika Serikat, Singapura, Inggris, China dan Jerman,” kata Reni, Senin (12/12/2022).

Menurut dia, jenis produk mainan yang paling banyak diekspor di antaranya boneka, stuffed toy dan mainan model yang diperkecil. Hingga sekarang jumlah industri mainan berskala besar dan sedang di Indonesia mencapai 131 perusahaan, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 36 ribu orang.

BACA JUGA: Kinerja Moncer, Industri Mamin Diminta Genjot Ekspor

Sebagian besar industri tersebut berlokasi di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur.

“Salah satu industri besar produsen mainan ternama yang telah berinvestasi di Indonesia dan turut berkontribusi menyerap tenaga kerja hingga 9.000 orang selama musim puncak adalah PT Mattel Indonesia,” ujarnya.

Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini memiliki dua pabrik di Tanah Air, yaitu east plant yang memproduksi boneka Barbie, dan west plant yang memproduksi mainan mobil (die cast car) dengan merek Hot Wheels. Mereka juga melibatkan industri kecil dan menengah (IKM) dalam proses produksinya.

Perusahaan yang  beroperasi di Indonesia sejak 1992 ini memiliki kapasitas produksi 85 juta boneka fesyen dan 120 juta mainan mobil per tahun. Mattel berhasil mengekspor mainan anak yang dibuat di Indonesia ke Jepang, Hong Kong, China, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Brasil, Inggris, Prancis, dan Italia.

“Kami mengapresiasi PT Mattel Indonesia yang memberikan kontribusi lebih dari 35% dari total nilai ekspor mainan asal Indonesia ke dunia. Hal ini sejalan dengan langkah strategis Kemenperin yang tengah memacu pengembangan industri dalam negeri yang berbasis padat karya dan berorientasi ekspor,” tutur Reni.

Reni menjelaskan perusahaan berencana meningkatkan investasinya dengan melakukan perluasan pabrik fashion dolls. Dengan perluasan tersebut, PT Mattel Indonesia diproyeksikan menciptakan sekitar 2.500 pekerjaan baru bagi pekerja Indonesia.

“Pemerintah akan mendukung upaya yang dilakukan perusahaan untuk menambah investasi dan kapasitas produksi. Kami akan berupaya mempermudah segala urusan agar bisa semakin cepat terealisasikan,” ucapnya.

Sementara itu, Roy Tandean, Vice President dan General Manager Mattel di Indonesia menyampaikan melalui ekspansi operasi manufaktur tersebut akan memperkuat kehadiran jangka panjang Mattel di Indonesia. Pasalnya, Indonesia memegang peran penting dalam operasi global, serta mendukung upaya strategi transformasi untuk tumbuh sebagai perusahaan mainan yang berorientasi pada kekayaan intelektual dan memiliki kinerja yang kuat.

Roy bilang PT Mattel Indonesia juga telah memperoleh INDI 4.0 Award tahun 2022 dan ditetapkan sebagai best performance of industry 4.0 transformation dan kategori smart factory. Penganugerahan INDI 4.0 Award tersebut diharapkan dapat menjadi stimulus bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kapasitas melalui transformasi industri 4.0 dengan memanfaatkan prinsip-prinsip dan teknologi kunci dibidang industri 4.0.

Tak hanya itu, Kemenperin juga menetapkan PT Mattel Indonesia sebagai National Lighthouse Industry 4.0 untuk percontohan dan referensi dalam implementasi industri 4.0 di Indonesia. 

“Ekspansi ini juga memperkuat peran Indonesia sebagai produsen terkemuka di industri mainan global,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related