Industri Otomotif Nasional Tumbuh 27,84% pada Kuartal III 2021

marketeers article
Cars For Sale Stock Lot Row. Car Dealer Inventory

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan industri otomtif nasional masih menunjukkan tren positif meskipun pandemi COVID-19 masih merebak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan industri alat angkutan yang mencapai 27,84% pada kuartal III tahun 2021.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, angka penjualan dari industri otomotif ikut melesat. Pada periode Januari hingga September 2021, penjualan ritel mencapai 600.344 unit atau meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 407.390 unit.

”Pertumbuhan dua digit ini dicetak oleh industri alat angkutan selama dua triwulan berturut-turut. Saya mengapresiasi sektor ini sangat kencang pertumbuhannya,” ujar Agus melalui keterangannya, Jumat (12/11/2021).

Menurutnya, kenaikan yang sangat besar ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang sesuai dengan perkiraan atau on the right track. Industri otomotif mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional, sehingga menjadi sektor yang diprioritaskan pengembangannya sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.

Potensi industri otomotif saat ini, didukung oleh 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan total nilai investasi telah mencapai Rp 71,35 triliun. ”Jumlah kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun, menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang, dan lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai di sektor industri tersebut,” ungkapnya.

Agus menambahkan, Indonesia merupakan pasar terbesar produk otomotif di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Ini menjadi peluang bagi pengembangan dan industrialisasi kendaraan bermotor, termasuk yang hemat energi dan ramah lingkungan sesuai dengan tren global yang sedang berkembang.

Bahkan, industri otomotif di tanah air telah diakui daya saingnya hingga kancah global. Pangsa pasar ekspor untuk kendaraan bermotor roda empat atau Lebih termasuk komponennya telah mencapai lebih dari 80 negara.

”Kita berupaya untuk memproduksi kendaraan yang ramah lingkungan, seperti yang berbasis listrik (electric vehicle/EV). Kita juga masih punya program LCGC, yang nantinya ada lompatan teknologi hidrogen,” pungkasnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related