Industri Penerbangan Diperkirakan Baru Pulih Tahun 2023

marketeers article
Welcome home. Back view of aviation marshaller directing aircraft landing

Industri transportasi udara menjadi yang paling parah terdampak pandemi COVID-19. Sejak pertengahan Maret atau awal pandemi diumumkan dan peraturan pembatasan diberlakukan di mana-mana, penerbangan terus mencatatkan penurunan.

Bayu Sutanto, Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menjelaskan pada tahun 2019, kondisi industri penerbangan dalam performa yang sangat baik. Catatan perjalanan terus naik, apalagi dengan tren wisata sebagai cara untuk melepas penat bagi generasi muda. Catatan baik ini masih berlanjut hingga kuartal pertama 2020. Saat itu, tepatnya pada bulan Januari, kabar adanya virus baru memang masih pada tempat asalnya, yaitu Wuhan, China dan belum ada penyebaran ke daerah lain. Sehingga, perjalanan masih normal.

Memasuki bulan Maret, catatan penerbangan internasional mulai mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh terjangkitnya beberapa negara dan dimulainya penerapan pembatasan bersekala besar.

“Puncak penurunan terjadi pada akhir bulan Maret dan April 2020. Pembatasan terjadi di mana-mana dan hampir tidak ada penerbangan. Ada, tapi yang penting-penting saja,” ungkap Bayu di gelaran Industry Roundtable Actualizing The Post Normal: Year 2021 & Beyond, Jumat (09/10/2020).

Hingga sekarang, industri penerbangan masing dalam masa sulit. Meskipun sejumlah bandara mulai buka dan penerbangan beroperasi, nyatanya pendapatan belum bisa mengembalikan kondisi industri seperti sedia kala. Apalagi dengan aturan pesawat hanya boleh mengangkut 40% dari jumlah kapasitas maksimum. Jatuhnya, maskapain tetap mengalami kerugian meskipun beroperasi.

“Untuk itu ada beberapa maskapai internasional yang memilih untuk hibernasi sampai tahun depan. Karena risiko operasi di tengah pandemi lebih besar dibandingkan dengan tidak beroperasi,” tambahnya.

Pelaku industri penerbangan di Indonesia memang unik. Dibandingkan tidak beroperasi, lebih baik mencari solusi agar bisnisnya tetap berjalan. Salah satunya dengan mengganti layanan menjadi pesawat kargo. Bayu juga mengungkapkan pada awal pandemi, terjadi lonjakan permintaan kargo yang kemudian dilihat sebagai peluang bagi maskapai penumpang agar bisa survive.

Dengan kondisi yang masih wait and see, Bayu mengatakan industri penerbangan akan pulih satu atau dua tahun mendatang.

“Berdasarkan data ICAO, industri penerbangan berpeluang untuk kembali normal pada 2023. Dengan syarat tren perjalanan bisa menyamai 2019. Namun, pemilik maskapai tetap harus berhati-hati, karena ada kemungkinan perubahan pola perjalanan yang terjadi di masyarakat,”tutup Bayu.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related