Industri Terus Tumbuh, Ini Karakter Konsumen Pasar Suplemen Kesehatan

marketeers article
Konferensi Pers Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI) di Jakarta (Foto: Marketeers/Hafiz)

Industri suplemen kesehatan menjadi salah sektor industri yang tumbuh positif selama pandemi COVID-19 hingga sekarang. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan menjadi salah satu pendorongnya. Lantas, seperti apa karakter konsumen di pasar produk suplemen Kesehatan Tanah Air?

Merayakan ulang tahun ke-25, Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI) menyelenggarakan seminar. Bertajuk “Strategi Membangun Industri Suplemen Kesehatan Nasional Menuju Bangsa yang Maju dan Mandiri”, APSKImenghadirkan para pakar dan narasumber dari Indonesia maupun mancanegara.

Di tengah gelaran seminar tersebut, APSKI juga mengungkapkan beberapa karakter dan kebiasaan konsumen ketika mengkonsumsi produk suplemen kesehatan.

“Kebanyakan konsumen produk suplemen kesehatan akan lebih melihat ke fungsi. Trennya pun agak berubah setelah adanya pandemi. Pasalnya, sifat dari suplemen kini lebih untuk mendukung performa dan penampilan masyarakat,” ujar Patrick Kalona, Dewan Pembina APSKI saat menggelar konferensi pers di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (25/10/2023).

BACA JUGA: Diferensiasi Nutrilite I-Defense Bidik Pasar Suplemen Tanah Air

Patrick melanjutkan, pascapandemi, kegiatan sosial, bisnis, traveling mulai menggelora. Tingginya mobilitas dan kegiatan ini memengaruhi tren permintaan ke produk suplemen dan herbal yang mengarah ke kecantikan, mobilitas, dan imunitas. Ini menjadi kategori yang berkembang saat ini.

Secara kiblat untuk tren terkini, APSKI melihat industrinya sedikit berbeda dengan industri kosmetik yang memiliki kiblat khusus. Suplemen kesehatan tidak terlalu dipengaruhi oleh suatu budaya atau negara tertentu. Karena, formulasi produk sangat diatur oleh masing-masing negara. Bahkan, antarnegara sejujurnya kandungan produk yang dibawa tidak banyak perbedaan.

Tapi selanjutnya, untuk memengaruhi keputusan pelanggan akan bergantung oleh strategi komunikasi yang dibawa masing-masing merek. Ditambah, beragam diferensiasi yang dibawa perusahaan, seperti kecanggihan teknologi, atau hasil riset terhadap pengembangan produk.

BACA JUGA: Imboost Bone Posisikan Diri Sebagai Solusi Suplemen Kalsium

Bahkan, banyak produk dari luar negeri seperti dari Australia yang diakusisi oleh Jepang sehingga kini bisa dibilang tidak ada kiblat negara tertentu untuk kemajuan produk suplemen kesehatan.

“Kami melihat, tren keputusan pembelian konsumen tidak bergantung dari mana asal negara produk tersebut. Tidak seperti yang terjadi di industri kosmetik yang sedang berkiblat ke Korea,” lanjut Patrick.

Menariknya, segmentasi pasar yang berbeda di industri ini memiliki karakter konsumen yang berbeda pula. Konsumen yang sudah paham mengenai kebutuhan khusus seperti penderita jantung, diabetes dan lainnya, mungkin akan cenderung lebih loyal.

“Namun, untuk konsumen yang masuk ke kategori kecantikan, akan lebih eksploratif dan cukup dipengaruhi oleh kehadiran Key Opinion Leader (KOL) dan influencer yang dibawa oleh para merek,” tutup Patrick.

Related