Inflasi AS Selamatkan Market Kripto Kala Bursa FTX Runtuh

marketeers article
Inflasi AS Selamatkan Market Kripto Kala FTX Anjlok (FOTO:123RF)

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan market kripto dan saham tengah mengalami reli sejak hari Jumat dini hari, setelah laporan Consumer Price Index (CPI) bulan Oktober menunjukkan inflasi Amerika Serikat (AS) akhirnya mungkin mulai mendingin. Hal ini menjadi penyelamat market kripto di tengah ketakutan usai runtuhnya bursa kripto FTX.

Laporan terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menemukan indeks harga konsumen naik 7,7% selama 12 bulan terakhir. Meskipun jauh di atas target inflasi The Fed sebesar 2%, ini merupakan langkah positif karena turun dari angka 8,2% pada bulan September.

BACA JUGA: Volume Transaksi Aset Kripto di RI Merosot Tajam, Ada Apa?

“Kenaikan ini menjadi sedikit angin segar bagi investor dan trader, melihat harga kripto yang terus jatuh dihantam oleh krisis FTX pada pekan ini. Meskipun, beberapa orang menyamakan Bitcoin dan kripto lainnya dengan lindung nilai inflasi, pasar aset digital sangat berkorelasi dengan saham selama dua tahun terakhir,” kata Afid dalam siaran persnya, Jumat (11/11/2022).

Menurut Afid, selama beberapa hari ke depan, investor tampaknya masih memanfaatkan momentum lunturnya inflasi AS Oktober untuk melakukan price actions di pasar kripto. Maklum, inflasi yang melandai bisa membuat The Fed untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneternya. 

BACA JUGA: Buntut Hoax di Twitter, Indodax Laporkan Akun Twitter Dark Tracer

Hal itu tentu bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan aset berisiko, salah satunya aset kripto.

“Tingkat inflasi yang menurun dapat menyebabkan orang berinvestasi lebih banyak dalam aset digital, karena dolar AS atau Euro yang mereka tempatkan di rekening tabungan sebenarnya kehilangan nilai dari waktu ke waktu. Nilai indeks dolar AS (DXY) pun masih terpantau menurun,” ujarnya.

Total market cap kripto juga naik sebesar 11,63%, ditutup di level US$ 841,574 miliar, dengan level tertinggi berada di US$ 870,101 miliar. Namun, meskipun angin segar berembus pada 24 jam terakhir, Fear and Greed Index Bitcoin masih berada pada kategori Extreme Fear, ditutup di level 25.

Belum selesainya krisis yang dialami FTX bisa membuat market kripto tidak stabil dalam jangka pendek. Kekhawatiran keruntuhan Terra (LUNA) beserta stablecoin Terra USD (UST) pada bulan Mei lalu masih membayangi investor karena menyebabkan kerugian mendalam.

“Ekosistem kripto kembali lagi sedang diuji. Efek domino ke market diprediksi akan sama seperti kasus-kasus sebelumnya yang dialami Celsius, Blockfi, Voyager ataupun Terra. Market akan terpukul keras, karena faktor kepanikan,” ucap Afid.

Sementara itu, selera investor terhadap market kripto kemungkinan akan tetap teredam untuk melihat arah yang lebih jelas dari penyelesaian yang dialami platform exchange tersebut.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related