Influencer Marketing: Solusi dan Strategi Pemasaran Modern

marketeers article
Ilustrasi. (FOTO: 123rf)

Impact.com, platform manajemen kemitraan global terkemuka menilai strategi periklanan tradisional (seperti iklan sosial, search dan iklan display terprogram) sudah ketinggalan zaman bagi konsumen modern. Konsumen tak lagi tertarik dengan model seperti itu sehingga marketer perlu beradaptasi jika ingin berkembang.

Influencer marketing secara konsisten terbukti menjadi salah satu pilihan terbaik. Dengan mempertemukan influencer dan merek berkualitas tinggi, kedua belah pihak mempercepat peluang untuk meraih dan mendorong lebih banyak pendapatan.

Influencer marketing sangat fleksibel, dapat disesuaikan untuk setiap kemitraan, industri, wilayah, produk, dan model bisnis. Di Asia Tenggara, lebih dari 847 juta orang menggunakan media sosial yang artinya sekarang adalah waktu yang tepat untuk menerapkan strategi influencer marketing.

BACA JUGA: Tingkatkan Performa Merek Tahun Depan, Gunakan Pemasaran Afiliasi

Faktanya, influencer marketing muncul sebagai saluran pendapatan yang terus berkembang, meningkatkan peluang bisnis dan brand awareness dengan tingkat penetrasi internet sebesar 75% di Asia Tenggara. Untuk mengembangkan influencer marketing, merek online dan kreator media sosial dapat terhubung dengan audiens melalui cara: merekomendasikan merek, mengulas produk, dan mempromosikan isu-isu yang positif.

Namun, marketer perlu mengelola, memantau dan mempromosikan kemitraan influencer mereka dengan benar. Dengan mengambil langkah yang tepat dan menggunakan sumber daya terbaik, Anda akan menyiapkan bisnis untuk sukses sejak hari pertama.

Apa yang dimaksud dengan influencer marketing?

Influencer marketing adalah strategi pemasaran saat merek berkolaborasi dengan kreator media sosial yang berpengaruh. Mereka berinteraksi dengan berbagai macam audiens di ceruk pasar yang berbeda pula.

BACA JUGA: Cara Kemitraan Dorong Pertumbuhan Pendapatan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Influencer di media sosial mempromosikan dan merekomendasikan produk dan layanan kepada pengikut mereka sehingga membantu merek menjangkau dan memperluas audiens mereka. Kemitraan ini menguntungkan semua orang yang terlibat jika dilakukan secara efektif.

Merek menciptakan peluang untuk memperluas jangkauan mereka dan berpotensi terhubung dengan pelanggan ideal mereka. Pada gilirannya, influencer mendapatkan komisi melalui affiliate link, endorsement payments, atau model insentif berjenjang. Perincian ini tergantung pada tujuan bersama antara merek dan influencer.

Dengan influencer marketing, pembuat konten bebas bekerja sama dengan merek yang sesuai dengan gaya dan value mereka. Merek juga membawa motivasi khusus mereka sendiri ke dalam kemitraan dan menyelaraskan diri dengan influencer untuk mencapai tujuan yang sama.

Merek yang mengadvokasi hak-hak hewan dapat menemukan kesamaan yang kuat dengan influencer yang mempromosikan nilai-nilai yang sama. Kedua belah pihak diuntungkan dan membuat argumen mereka lebih kuat.

Audiens juga diuntungkan dengan menemukan merek-merek baru yang sesuai dengan nilai, gaya hidup, dan minat mereka. Influencer marketing membangun ekosistem bagi merek, pembuat konten, dan calon pelanggan untuk membina hubungan yang otentik.

Cara influencer marketing menciptakan hubungan yang sempurna dengan audiens

Influencer marketing menawarkan peluang unik bagi merek untuk terhubung dengan audiens melalui hubungan yang otentik. Kemitraan afiliasi tradisional memberi penghargaan kepada publishers dan situs web ulasan karena mengarahkan traffic ke merek, yang umumnya memantau klik dan penjualan melalui affiliate link.

Dibandingkan dengan influencer marketing, pemasaran afiliasi sering kali melewatkan pengalaman pengguna secara pribadi. Ketika bekerja dengan kreator yang terlibat dan pengikut mereka pada tingkat yang lebih dalam, Anda dapat memanfaatkan hubungan tersebut lewat seseorang yang bersedia menggunakan, mengulas, dan mempromosikan merek Anda.

Anda akan lebih mudah menarik perhatian audiens jika konten sesuai dengan nilai-nilai mereka. Influencer adalah pencipta tren atau key opinion leaders (KOLs) di platform media sosial.

Mereka menumbuhkan audiens dengan sebuah ide, rekomendasi dan ulasan. Besarnya audiens membedakan influencer dari orang lain di media sosial.

Banyak influencer menemukan kesuksesan dengan membagikan suara, gaya, dan pendekatan mereka yang unik terhadap kehidupan melalui konten mereka. Saat mereka membangun kepercayaan dan koneksi otentik, mereka menciptakan peluang yang sempurna bagi merek untuk membagikan produk dan layanan tanpa merasa seperti beriklan, dan inilah yang ditanggapi oleh audiens.

Para kreator media sosial biasanya hanya mendukung produk yang mereka kenal dan mereka tahu bahwa pengikutnya akan merespons dengan baik. Cara pemasaran lainnya, seperti ulasan produk anonim atau situs perbandingan kurang memberikan sentuhan pribadi.

Audiens tidak tahu siapa orang ini atau yang lebih penting mengapa mereka harus peduli. Dengan influencer marketing, orang-orang mengikuti dan terlibat dengan tokoh-tokoh tertentu dan sering kali merasa memiliki saat mereka terhubung bersama komunitas ini. Rekomendasi dan ulasan datang dengan konteks dan persetujuan dari seseorang yang sudah mereka kenal dan ikuti.

Social media marketing vs influencer marketing

Social media marketing dan influencer marketing terdengar sama secara teori, tetapi keduanya sebenarnya berbeda. Dengan kedua model ini, merek terhubung dengan audiens dan meningkatkan awareness. Berikut ini sekilas perbedaannya:

Social media marketing terjadi saat merek memasarkan diri mereka sendiri di saluran sosial melalui akun resmi untuk mengunggah tentang mereka atau mempromosikan produk.

Influencer marketing bergantung pada pembuat konten individu dan pencipta tren untuk menumbuhkan brand awareness. Lewat komunikasi langsung, merek bermitra dengan influencer untuk menyebarkan pesannya.

Apa yang membuat influencer marketing memiliki keunikan tersendiri?

Perubahan kebiasan konsumen dan tren media sosial menunjukkan influencer marketing akan terus berkembang di Asia Tenggara. Sederhananya, orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu mereka di media sosial.

Para pengguna media sosial sudah terhubung secara online. Ini hanya tentang menyelaraskan perhatian mereka terhadap merek, produk, atau layanan Anda. Sebagai contoh, pengguna di Indonesia menghabiskan rata-rata sembilan jam setiap harinya untuk online.

Diperkirakan 237 juta orang Indonesia, atau lebih dari 87% dari populasi  akan bergabung dengan jaringan media sosial pada tahun 2026. Di seluruh Asia Tenggara, para pencipta tren dan influencer lokal membantu merek-merek menyesuaikan dan menyempurnakan pemasaran mereka agar sesuai dengan bahasa asli masing-masing pasar.

Sebagai contoh, Zalora, peritel fesyen dan gaya hidup online, beralih ke model berbasis komisi tanpa jumlah pengikut minimum untuk para influencer-nya. Siapa pun dapat mendaftar dan mulai merekomendasikan produk Zalora, dan langsung mendapatkan komisi.

Zalora bahkan meningkatkan program referal sebesar 150% dengan bekerja sama dengan impact.com. Strategi seperti ini membantu merek menemukan influencer dan memperluas audiens mereka. Kemitraan dengan influencer menawarkan cara baru dalam salah satu bentuk pemasaran tertua: promosi dari mulut ke mulut.

Alih-alih mengandalkan iklan yang mengganggu, merek sekarang menjangkau audiens target mereka melalui kemitraan dengan orang-orang yang sudah mereka sukai dan ikuti.

Related