Ingin Selamat, Bank Harus Bisa Beri Arahan pada Nasabah

marketeers article
Book bank, credit cards, the calculator, a ball pen.

Situasi pandemi seperti saat ini berdampak pada perusahaan untuk bisa beradaptasi. Pelaku perbankan merupakan pemain yang terbilang sudah melakukan antisipasi sejak jauh-jauh hari. Namun, pelaku perbankan tetap harus memperhatikan pola nasabah mereka.

Menurut Avilliani selaku pengamat ekonomi dan Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbankan Perbanas, menilai dalam situasi ini yang harus diperhatikan adalah perubahan perilaku nasabah, khususnya dalam segmen nasabah korporasi.

Ia mencontohkan beberapa nasabah korporasi yang melakukan switching product. Yang tadinya memproduksi pakaian kini memfokuskan untuk produksi masker atau memproduksi hand sanitizer. Di saat seperti ini perbankan bisa memberikan arahan dan masukan kepada nasabahnya.

“Banyak nasabah perbankan yang belum berubah. Jangan sampai karena dikasih restrukturisasi tapi malah tidak bisa membayar,” ujar Aviliani pada Selasa (2/6/2020).

Selain itu yang perlu diperhatikan adalah kebiasaan belanja. Dalam beberapa waktu mendatang konsumen akan mengurangi pengeluaran sekunder dan memfokuskan pada produk-produk primer. Hal ini yang harus dipahami oleh pelaku perbankan.

“Dari sisi tabungan, ada kalangan kelas menengah bawah yang kesulitan dengan pendapatan. Sehingga mereka akan lakukan pengurangan pengeluaran untuk fokus pada kebutuhan hidup. Kalau terlalu lama biaya kebutuhan hidup akan diambil dari dana tabungan,” jelasnya.

Untuk nasabah korporasi, ada beberapa stimulus yang diberikan oleh pemerintah mulai dari restrukturisasi, insentif pajak, pengurangan pajak pendapatan, dan kebebasan impor. Hal ini setidaknya bisa meringankan beban nasabah korporasi hingga waktu yang telah ditentukan.

Ia juga mengingatkan bahwa perilaku masyarakat di sektor konsumsi dan investasi telah berubah. Era new normal tidak menjamin daya beli masyarakat akan segera kembali normal.

New normal belum tentu ekonomi tumbuh normal juga. Pemerintah proyeksikan pertumbuhan ekonomi di bawah 3%. Perusahan harus bisa cari celah dan pelaku perbankan harus follow the business dan sangat bergantung dengan kecepatan bisnis dan masyarakat untuk bisa menjalankan fungsi intermediasi,” tutupnya.

Related