Siapa bilang barang-barang kuno tidak bisa laku lagi? Faktanya selama liburan Natal lalu, HMV, sebuah perusahaan asal Inggris yang bergerak di penjualan perlengkapan musik, film, dan buku, berhasil menjual satu turntable (mesin pemutar piringan hitam) setiap menitnya.
Chief Executive HMV Ian Topping seperti yang dikutip dari situs NME menyampaikan bahwa produk-produk hiburan mendominasi barang-barang yang dibeli oleh konsumen selama liburan Natal dan tahun baru. “Banyaknya pembeli pemutar piringan hitam tidak lain karena adanya pertumbuhan dalam penjualan piringan hitam,” ungkap Topping.
HMV memperkirakan ada dua juta piringan hitam yang akan terjual selama 2016 untuk wilayah Inggris Raya. Senada dengan hasil penjualan HMV, juru bicara British Phonographic Industry (BPI) Gennaro Castaldo menyampaikan bahwa piringan hitam sempat terancam punah pada 2007 setelah hanya mencatat penjualan sebanyak 205 ribu keping dalam setahun.
“Sementara beberapa penikmat musik membeli format piringan hitam hanya untuk mengkoleksinya, di satu sisi juga ada yang ingin menikmati kualitas suara yang lebih otentik, tapi tidak memiliki pemutarnya. Jadi, bukan sebuah kejutan bila tahun ini banyak pelaku ritel yang melaporkan adanya kenaikan penjualan pemutar piringan hitam selama liburan Natal,” tambah Castaldo.
Penjualan format piringan hitam di Inggris pada akhir tahun 2014 mencapai angka 1,3 juta keping. Sementara untuk pasar Amerika Serikat pada akhir tahun 2014 tercatat penjualan sebanyak 9,2 juta keping.
Toko online terbesar, Amazon, mencatat penjualan produk pemutar piringan hitam terlaris selama musim liburan adalah jenis Jensen three-speed turntable. Album dari grup Arctic Monkeys berjudul AM dan Radiohead berjudul King of Limbs menjadi salah satu yang paling laris untuk wilayah Inggris Raya. Sementara album Dark Side of The Moon milik Pink Floyd menjadi salah satu album dalam rilisan piringan hitam yang paling laris selama dekade ini.
Editor: Eko Adiwaluyo