Ini Dia Enam Nilai Strategis dalam Revolusi Mental

marketeers article

Wacana Revolusi Mental sudah lama digaungkan oleh Presiden Joko Widodo semenjak masa kampanye Pilpres yang lalu. Setelah melalui diskusi panjang, penelitian, tim Pokja Revolusi Mental kala itu di bawah kepemimpinan sosiolog UI Profesor Paulus Wirutomo, menerjemahkan Revolusi Mental dalam tiga dimensi besar, enam nilai, dan delapan belas elemen.

Tiga dimensi tersebut, antara lain dimensi politik, ekonomi, dan budaya. Hal ini disampaikan oleh Hermawan Kartajaya, CEO dan Founder MarkPlus dialog Indonesia WOW! bertajuk “Revolusi Mental, Making Indonesia WOW!” di studio RRI Pro 3, Jakarta, Sabtu (17/1/2015).

Nilai untuk dimensi politik, menurut Hermawan, terdiri dari nilai dapat dipercaya (trustworthiness) dan kewargaan (citizenship). Dua nilai untuk dimensi ekonomi adalah mandiri (independency) dan kreatif (creativity). Dan, dua nilai untuk dimensi  budaya adalah saling menghargai (mutual respect) dan gotong royong (collaboration).

Hermawan menambahkan, untuk setiap nilai tersebut akan dilihat dari dua sisi, yakni atribut vertikal yang dilakukan oleh pemerintah dan atribut horizontal yang dilakukan oleh masyarakat. Intinya, nilai-nilai baru ini dihidupi oleh kedua pihak atau butuh kolaborasi antara pemerintah dan rakyat.

“Untuk nilai dapat dipercaya, misalnya, pemerintah harus membuat regulasi agar para birokrat ini memang bisa bekerja dengan bisa dipercaya, jujur, transparan, serta bersih. Kemudian, dari sisi masyarakat juga ada gerakan untuk membangun nilai tersebut di lingkungannya sendiri,” kata Hermawan.

Revolusi Mental ini, sambung Hermawan, sebaiknya dimulai dari sisi struktural yang kemudian akan diikuti oleh gerakan di masyarakat sendiri. Pada intinya, pemerintah harus memberi contoh dan mendidik masyarakatnya untuk menghidupi nilai-nilai baru tersebut. Nilai dapat dipercaya dan kewargaan ini mendukung dimensi politik yang pada akhirnya nanti bisa membangun Indonesia yang dapat diandalkan.

“Untuk dimensi ekonomi, Indonesia harus bisa berdikari sekaligus kreatif. Dengan dua nilai ini, Indonesia harus bisa menjadi Indonesia yang tangguh. Orang Indonesia itu mesti punya percaya diri atau superioritas dan tidak inferior,” kata Hermawan.

Hermawan  mencontohkan Korea yang dalam sepuluh dekade berhasil membangun bangsa secara mandiri dan tangguh. Korea membangun sikap mental superior untuk bisa mengalahkan bangsa-bangsa lain secara ekonomi. Sementara, karena pengalaman dijajah, orang Indonesia sebaiknya tidak terjebak pada inferioritas. “Kita harus percaya diri agar bisa mandiri. Tapi, mandiri tidaklah cukup. Di era Internet, orang Indonesia harus bisa kreatif,” kata Hermawan.

Untuk dimensi kebudayaan, Hermawan menyebut dua nilai, yakni saling menghargai dan gotong-royong. Hermawan mengingatkan, di era Internet, orang Indonesia tidak lagi berjalan dan bekerja sendirian. Indononesia harus mampu berkolaborasi. “Selain itu, kita juga harus membangun mutual respect, saling menghargai, dan ini sesuai Pancasila. Dalam dimensi ini, tim pokja melihat Indonesia sebagai kita, Indonesia is us,” kata Hermawan.

Dengan menghidupi enam nilai strategis, Hermawan optimistis Indonesia WOW! bisa dengan mudah tercapai.

*Simak kupasan mendalam dalam edisi khusus “Revolusi Mental” di Majalah Marketeers edisi Februari 2015 mendatang dan serial Dialog Indonesia WOW! di RRI Pro 3 dan Marketeers Radio setiap Sabtu pukul 12.00 – 13.00 WIB.

Related