Ini Pandangan Hypefast terhadap Social Commerce

marketeers article
Sumber: 123RF

Hypefast, perusahaan yang menaungi 20 merek melihat social commerce sebagai salah satu faktor yang penting bagi perusahaan. Social commerce dinilai sebagai medium untuk market share dan wadah bagi konsumen yang sudah cocok dengan media sosial. Pengaruhnya pun cukup kuat, sebab pengikutnya sudah cukup banyak.

“Kami melihat social commerce ini sebagai penggabungan luar biasa. Sebab, database-nya sudah ada, dan para merek diberikan kemudahan dengan adanya platform e-commerce di media sosial. Begitu juga dengan pelanggan, bisa berbelanja dengan nyaman di media sosial yang mereka sukai,” kata Adinda Pandjaitan, Head of Women and Men Category Hypefast,

Adinda mengungkap setiap merek yang berada di bawah naungan Hypefast memiliki strategi pemasaran yang berbeda-beda dalam memasarkan produk mereka di social commerce. Pertama, yang dilihat adalah potensi dari merek tersebut. Lalu, seperti apa profil customer-nya, hingga harga produk dari merek tersebut. Setelah itu, baru Hypefast memilih social commerce yang cocok digunakan oleh masing-masing merek dalam naungan perusahaan.

“Pastinya Hypefast menyarankan para merek untuk masuk. Namun, kami memilah-milah juga. Misalnya, di Instagram itu kontennya lebih terstruktur, aesthetic, kasual, dan relate dengan kehidupan. Nah, pastinya kami akan menyarankannya kepada merek naungan kami yang cocok dengan segmen tersebut,” ujar Adinda.

Meski begitu, Adinda percaya banyak kanal yang bisa dieksplorasi oleh para merek. Tidak hanya melalui social commerce saja, kanal lain dan offline juga digunakan. Sebab, preferensi konsumen dalam membeli produk berbeda-beda. Pada akhirnya kembali lagi ke fokus utama Hypefast, yaitu konsumen

“Pada akhirnya, semua tergantung konsumen dalam memilih kanal yang membuat mereka nyaman berbelanja. Mungkin saja ada yang lebih suka mencoba dulu, jadi belanjanya secara offline. Ada juga yang suka belanja dari live shopping. Hal ini membuktikan bahwa multichannel sangat penting. Tapi intinya kembali lagi kepada konsumen,” tutur Adinda.

Hal tersebut diamini oleh salah satu merek di bawah Hypefast yang turut masuk ke social commerce, yakni Nyonya Piyama. Merek piyama tersebut juga turut berjualan di kanal lainnya dan offline. Walaupun demikian, Denny Gunawan, Founder Nyonya Piyama mengatakan social commerce berdampak besar bagi Nyonya Piyama.

“Tidak bisa dimungkiri, social commerce penting bagi Nyonya Piyama. Ini adalah salah satu tempat kami dapat connect langsung dengan konsumen. Interaksi kami bisa melalui apa saja, baik itu story, posting, dan live streaming,” kata Denny.

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Marketeers Edisi Agustus 2022. Selengkapnya bisa ditemukan di sini!

Editor: Ranto Rajagukguk

Related