Innovate or Die, Bagaimana Korporasi Membangun Budaya Inovasi

marketeers article
Core Values Business Concept

Mendengar kata inovasi, pikiran terkadang langsung mengarah pada susunan strategi. Hal itu tidak sepenuhnya salah, untuk menciptakan inovasi dibutuhkan strategi yang tepat.

Ada sebuah pernyataan dari Peter Drucker, ahli konsultan manajemen dari Austria, yaitu ‘innovate or die‘. Kalimat ini mencerminkan bagaimana perusahaan harus terus berinovasi untuk tetap dapat menjalankan bisnisnya dalam jangka waktu panjang. Sayangnya, kini kata inovasi sendiri sering disalahartikan.

Penggunaannya tidak lagi untuk mencerminkan ide baru atau solusi baru untuk menjawab kebutuhan dan ekspektasi konsumen, tapi sekedar strategi perusahaan dalam bertahan hidup walaupun idenya sudah dilakukan lebih dulu oleh perusahaan lain.

“Tidak harus berasal dari ide baru, tapi inovasi harus bisa menjawab nilai yang diinginkan oleh konsumen tanpa mereka menyampaikan keinginan tersebut kepada brand,” kata Melati Arum Ekasari, Associate Vice President MarkPlus, Inc.

Ada hal lain yang penting dalam inovasi, yakni membangun budaya inovasi atau culture of innovation. Tujuannya agar inovasi tidak hanya dilakukan dalam bentuk produk, tapi juga berasal dari DNA mulai dari pemimpin, sistem, hingga karyawan.

“Inovasi dilakukan sebagai investasi meningkatkan output. BCG Global Innovation Survey melaporkan pemimpin perusahaan yang menginvestasikan dana 1,4 kali lebih besar untuk berinovasi dapat menerima empat kali lebih besar dalam bentuk output,” jelas Melati.

7 elemen untuk membangun budaya inovasi (Sumber: MarkPlus, Inc)

Dalam majalah Marketeers edisi November 2020, telah dijelaskan tujuh elemen yang harus diperhatikan untuk membangun budaya inovasi dalam perusahaan.

Diantaranya eksplorasi ide kreatif yang tidak terbatas; memilki objektivitas terhadap bagaimana inovasi bisa mendorong perusahaan; berani berinvestasi untuk mempercepat proses; mendukung teknologi, dan mendorong human resources; membangun pola pikir agile yang mendukung inovasi; terus mengevaluasi indikator key performance terhadap inovasi yang dilakukan; ada sosok pemimpin yang mendukung budaya inovasi; dan berani berkolaborasi dengan customer, kompetitor, dan bidang lain untuk memperluas kemampuan perusahaan.

Pemimpin perusahaan harus paham posisi perusahaannya untuk melakukan inovasi (Sumber: MarkPlus, Inc.

Pemimpin perusahaan harus mengetahui di mana posisi perusahaannya berdiri. Apakah sekadar mengetahui kata inovasi, apakah sudah paham arti inovasi dan bagaimana menjalankannya, Atau hanya memahami bahwa perusahaannya siap berinovasi secara penuh. Pengukuran-pengukuran ini diperlukan agar inovasi yang dilakukan dapat berjalan optimal.

“Dalam inovasi pada dasarnya pola pikir harus sama, yaitu meningkatkan pengalaman pelanggan. Tidak hanya produk dan layanan yang ditawarkan kepada customer, tapi juga tiap elemen di dalam perusahaan seperti divisi HR yang bisa memberikan nilai lebih kepada karyawan, atau sesama karyawan lain yang bisa melayani koleganya dengan nilai tambah,” tutup Melati.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related