Investasi Sehat Karyawan Hebat, inHarmony Dorong Vaksinasi Korporat

marketeers article
dr. Kristoforus Hendra Djaya, SpPD, MBA, selaku CEO inHarmony Group sedang menjelaskan soal investasi kesehatan dalam The 13th Annual Jakarta Marketing Week (JAKMW) 2025 di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (23/5/2025). (Dok. Marketeers/Vedhit)

inHarmony Group mendorong perusahaan untuk menganggap kesehatan karyawan sebagai bentuk investasi jangka panjang yang berdampak langsung pada produktivitas. Salah satu langkah yang disarankan adalah dengan menjalankan program vaksinasi korporat sebagai tindakan preventif.

Langkah ini diambil untuk melindungi karyawan dari penyakit infeksi dan kronis yang dapat mengganggu performa kerja. inHarmony menilai tenaga kerja yang sehat adalah aset penting yang perlu dijaga dengan baik.

BACA JUGA: Ibu Hamil Wajib Vaksinasi Influenza, Mitos atau Fakta?

“Investasi kesehatan, sederhananya adalah mens sana in corpore sano, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, sehingga bekerja bisa lebih produktif,” kata dr. Kristoforus Hendra Djaya, SpPD, MBA, selaku CEO inHarmony Group dalam The 13th Annual Jakarta Marketing Week (JAKMW) 2025 di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (23/5/2025).

Berbagai risiko kesehatan menjadi alasan perlunya langkah preventif di lingkungan kerja. Penyakit seperti tuberkulosis (TBC), diabetes, kanker, hepatitis, dan demam berdarah dengue (DBD) masih banyak ditemukan di Indonesia.

Data menunjukkan Indonesia menempati peringkat keempat dunia untuk penyakit hepatitis. Sekitar 10% dari 28 juta penduduk Indonesia diperkirakan menderita hepatitis B+.

Kondisi ini dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat usia produktif. Salah satu contohnya adalah potensi meningkatnya kasus kanker hati dalam 20 hingga 30 tahun ke depan.

Sementara itu, Indonesia juga merupakan negara endemis DBD dengan kasus yang tersebar luas. Selain itu, dua wanita meninggal setiap satu jam akibat kanker serviks di Indonesia.

Risiko-risiko ini dapat menghambat kelancaran operasional sebuah perusahaan. Ketidakhadiran kerja akibat penyakit dan beban biaya pengobatan bisa menjadi cost tambahan.

Vaksinasi dinilai menjadi salah satu cara efektif untuk melindungi karyawan dan lingkungan kerja. Perlindungan kesehatan yang baik berdampak pada peningkatan motivasi kerja dan penurunan stres.

“Karyawan yang sehat akan merasa lebih percaya diri, lebih senang, dan tekanan kerja pun dapat berkurang. Semua itu menunjang suasana kerja yang positif,” ujar Kristoforus.

Namun demikian, kesadaran akan pentingnya pencegahan masih rendah di kalangan perusahaan. Banyak yang belum melihat vaksinasi sebagai langkah strategis dalam menjaga produktivitas.

Saat ini, pemeriksaan kesehatan rutin atau medical check-up masih menjadi program kesehatan paling umum yang dilakukan perusahaan. Langkah preventif seperti vaksinasi belum menjadi prioritas utama.

BACA JUGA: Takeda dan Kemenkes RI Gencar Edukasi Vaksinasi DBD ke Surabaya

Menurut Kristoforus, tantangan terbesar bukan berasal dari regulasi pemerintah. Hambatan utama justru berasal dari minimnya kesadaran kolektif terhadap risiko kesehatan di tempat kerja.

“Program preventif seperti vaksinasi memang belum dianggap mendesak karena tidak didorong oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Tapi sebenarnya tantangannya berasal dari diri sendiri, dari kesadaran terhadap risiko kesehatan,” tutur Kristoforus.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS