Investasi Tidak Selalu Sumber Daya Baru

marketeers article
Mini house on stack of coins,Money and house, Mortgage, Savings money for buy house and loan to business investment for real estate concept. Invesment and Risk Management, hourglass.

Banyak pengusaha terjebak dalam paradigma lama tentang investasi. Mereka memandang investasi sebagai mengucurnya dana segar. Padahal,  investasi selalu melibatkan suntikan sumber daya baru. Bisa juga dilakukan dengan mengalihkan sumber daya yang ada menjadi lebih produktif.

Menurut Hermawan Kartajaya Founder & Chairman MarkPlus, Inc, pada sisi finance misalnya, kita dapat menjual atau mengalihkan aset nonproduktif seperti yang marak dilakukan industri perbankan beberapa waktu terakhir. Sedangkan investasi secara operation dapat dilakukan dengan cara menggunakan pendekatan operasional baru.

Seperti yang dilakukan Boga Group di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat dengan membangun konsep cloud kitchen. Dengan satu basis produksi dapat melayani kebutuhan produksi menu dari berbagai restaurannya secara terpusat. Sehingga operasional pun dapat lebih efisien.

“Beda lagi dengan industri properti yang melakukan investasi marketing. Dengan menyelenggarakan berbagai pameran dan juga virtual showroom secara online untuk mengakali wabah pandemi ini. Adaptasi dengan sangat cepat telah dilakukan beberapa pengembang dengan relatif baik,” kata Hermawan di acara MarkPlus Conference ke-15, hari ini (09/12/2020).

Saat ini, menjadi momen yang cukup tepat untuk berinvestasi dalam teknologi. Bahkan, ada sindiran bahwa yang mempercepat digitalisasi bukanlah para orang-orang IT atau bahkan Chief Technology Officer (CTO), tapi pandemi COVID-19.

Investasi teknologi penting terutama karena keadaan yang memaksa kita berinteraksi secara tidak langsung. Contohnya, seperti yang dilakukan Unilever Indonesia dalam menyediakan aplikasi Sahabat Warung untuk melayani permintaan UKM sampai ke tingkat warung.

Investasi pada people tidak sebatas hanya memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan saja. Tapi di masa pandemi ini juga menjadi momentum untuk memperbaiki kapabilitas sumber daya manusia.

“Lebih jauh lagi, kita pun dapat mengalihkan sumber daya manusia yang dimiliki agar lebih produktif. Seperti kerja sama Garuda Indonesia dan MarkPlus Institute yang memberdayakan staf Garuda Indonesia seperti pramugari, staf darat, dan layanan lainnya untuk program sales & service,” terang Hermawan. .

    Related