Investasikan Rp 10,79 Triliun, KAI Tambah Sarana Perkeretapian

marketeers article
Ilustrasi penumpang kereta api. Sumber gambar: pers rilis.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) bekerja sama dengan PT INKA (Persero) menginvestasikan dana seger senilai Rp 10,79 triliun untuk melakukan modernisasi dan penambahan sarana perkeretapian. Investasi strategis itu akan dijalankan dengan menggunakan produk yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi.

Didiek Hartantyo, Direktur Utama KAI menjelaskan, investasi ini merupakan langkah strategis untuk jangka panjang, guna memenuhi kebutuhan layanan transportasi kereta api yang terus berkembang. Dia mengeklaim, nominal investasi yang ditanamkan merupakan merupakan yang terbesar untuk pengadaan sarana perkeretaapian dan menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan.

BACA JUGA: Didiek Hartantyo Jadi Marketeer of the Year 2024

“Dengan meningkatnya jumlah penumpang serta kebutuhan angkutan barang, modernisasi dan penambahan sarana menjadi kunci utama dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” ujar Didiek melalui keterangan resmi, Kamis (20/3/2025).

Investasi ini juga sejalan dengan kebutuhan atas Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) KAI 2025-2029 yang menargetkan pertumbuhan volume penumpang dan angkutan barang. Didiek memproyeksikan volume penumpang jarak jauh meningkat sebesar 10,6%, sementara penumpang KA lokal diperkirakan naik 9,9%.

BACA JUGA: Hingga Februari 2025, KAI Angkut 10,6 Juta Ton barang

“Untuk angkutan barang, kami melihat potensi peningkatan dari proyek Sumbagsel sebesar 27,8 juta ton, Tarahan II sebesar 18,0 juta ton, dan ekspansi Kertapati sebesar 7,0 juta ton. Dengan investasi ini, kami berharap dapat memenuhi kebutuhan transportasi nasional yang lebih efisien dan berkelanjutan,” katanya.

Sementara itu, Anne Purba, Vice President Public Relations KAI menambahkan, salah satu investasi besar KAI Group dengan PT INKA adalah pengadaan 612 unit Kereta SS New Generation untuk program Replacement Tahun 2023-2026. Pengadaan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan KAI kepada pelanggan dengan menghadirkan rangkaian kereta yang lebih modern dan nyaman.

Adapun total nilai kontrak pengadaan Kereta SS New Generation mencapai Rp 5,5 triliun. Selain itu, KAI juga melakukan pengadaan 10 unit kereta luxury dengan kapasitas 26 kursi.

KAI juga mengalokasikan satu unit kereta luxury tambahan sebagai cadangan untuk perawatan. Total nilai kontrak pengadaan kereta luxury ini mencapai Rp 161,16 miliar.

KAI Group melalui anak usahanya, KAI Commuter juga turut berkontribusi dalam peningkatan TKDN melalui pengadaan sarana Commuter Line. KAI Commuter telah menjalin kerja sama dengan PT INKA (Persero) untuk pengadaan sarana Commuter Line baru dan retrofit dengan total investasi mencapai Rp 4,07 triliun.

“Investasi pengadaan sarana Commuter Line baru mencakup 16 rangkaian dengan total nilai hampir Rp 3,83 triliun. Sementara itu, investasi pengadaan sarana Commuter Line retrofit mencakup dua rangkaian dengan total nilai lebih dari Rp 238,63 miliar. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat layanan Commuter Line yang lebih modern dan efisien,” tutur Anne.

Tidak hanya untuk layanan penumpang, KAI juga berinvestasi dalam pengadaan sarana angkutan barang. Salah satu bentuk investasi tersebut adalah pengadaan 1.125 unit gerbong datar BM 54 Ton untuk angkutan barang di Sumatera Selatan.

Investasi ini memiliki nilai sebesar Rp 1,05 triliun dan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi serta kapasitas angkutan barang terutama batu bara sebagai sumber pasokan energi listrik nasional. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan layanan kepada pelanggan, KAI juga terus melakukan modernisasi sarana.

Selain pengadaan kereta baru, Balai Yasa KAI juga aktif melakukan modifikasi dan upgrade sistem pada kereta eksisting agar lebih nyaman dan efisien. Dengan berbagai inovasi ini, KAI berharap dapat memberikan pengalaman

Related

award
SPSAwArDS