Menteri BUMN Undang Investor AS Berinvestasi di Tujuh Sektor

marketeers article
12207809 electric pylon at sunset

Saat ini Indonesia merupakan ladang yang potensial bagi investor untuk menanamkan modalnya, termasuk investor asal Amerika Serikat. Hal ini membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengundang para investor asal Amerika Serikat untuk menanamkan investasinya di tujuh sektor di Indonesia, yakni sektor energi terbarukan, pertambangan mineral, infrastruktur, transportasi darat, transportasi laut dan udara, industri manufaktur dan pariwisata.

Ketujuh sektor tersebut merupakan sektor yang tengah dipercepat pembangunannya oleh Pemerintah guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

“Kami percaya bahwa penting untuk melayani investor di masa akan datang dengan semua fasilitas yang dibutuhkan seperti listrik, konektivitas dan efisiensi ekonomi,” kata Rini.

Rini menjelaskan, pada sektor energi terbarukan pemerintah tengah mengembangkan potensi besar dari energi panas bumi (geothermal), solar panel (tenaga surya) dan pembangkit listrik bertenaga angin. Presiden menargetkan sedikitnya 23% bauran energi nasional akan berasal dari sumber terbarukan pada tahun 2025. Sebab itu, BUMN energi saat ini tengah fokus mengembangkan proyek geothermal senilai US$ 19,3 miliar.

Indonesia yang terletak tepat di antara dua lempeng tektonik besar, memiliki 40% dari cadangan panas bumi dunia setara dengan 28,5 GWe. Hal itu menjadikan Indonesia sebagai negara dengan potensi geothermal terbesar. Indonesia juga terletak tepat di khatulistiwa dan salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Ini berarti bahwa Indonesia juga memiliki potensi besar untuk pembangkit listrik tenaga surya dan angin.

“Singkatnya, sektor energi Indonesia adalah pasar yang sangat strategis,” ujar Rini.

Selain energi, pada sektor infrastruktur, Rini turut mengungkap peluang investasi pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Walini, Jawa Barat. KEK Walini yang terletak di antara Jakarta dan Bandung ini akan fokus pada hiburan, pendidikan dan penelitian farmasi. Sedikitnya, nilai investasi yang ditawarkan pada proyek ini mencapai US$ 3,6 miliar.

Adapun peluang investasi di berbagai konsesi Transit Oriented Development (TOD) di Jakarta sebagai penghubung hub konektivitas berbagai area di kota melalui transportasi multimode.

“Tak hanya itu, sektor manufaktur Indonesia pun tak kalah menarik, ditopang dengan 128 juta tenaga kerja lokal. Adapun pada sektor pariwisata kami tengah mengembangkan kawasan ekowisata Mandalika di Lombok. Pengembangan landmark ini akan menjadikan Mandalika tujuan bagi dua juta turis setiap tahunnya,” tutup Rini.

Editor: Sigit Kurniawan

Related