Istilah Delusionship Viral di TikTok dan Jadi Tren Kencan Baru, Apa itu?

profile photo reporter Ratu Monita
RatuMonita
14 November 2023
marketeers article
Ilustrasi delusionship. (Sumber: 123rf)

Para pengguna TikTok mungkin sering mendengar istilah delusionship. Mengacu pada suatu hubungan, istilah delusionship viral di TikTok dan menjadi tren kencan baru. 

Apa itu delusionship? Istilah delusionship sendiri telah menjadi tren baru di TikTok. 

Hal ini terbukti dari 16,1 juta tag yang menggunakan keyword tren kencan ini dalam video unggahannya. Delusionship berasal dari dua kata yaitu delusion dan relationship

Delusion atau delusi dalam dunia psikologi berarti suatu keyakinan pada hal yang tidak nyata. Sementara itu, relationship berarti hubungan. Jadi, delusionship merujuk pada hubungan terhadap suatu hal yang tak nyata.

“Itu adalah rasa tergila-gila yang Anda miliki terhadap seseorang yang tidak memiliki hubungan baik dengan Anda,” ujar dating expert Bumble, Dr Caroline West, dikutip dari Glamour.

BACA JUGA Viral di TikTok, Ini Arti “Backburner” dan Cara Mengatasinya

Perbedaannya dengan hubungan nyata, tren kencan yang satu ini berakar dan ditopang oleh khayalan tentang bagaimana rasanya bersama seseorang. Baik itu mantan kekasih, kekasih baru, atau bahkan seseorang yang tak pernah bertemu sebelumnya.

Karena didasari oleh fantasi, delusionship memiliki potensi berdampak buruk bagi diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.

Dikutip dari The Knot, terapis Leanna Stockard, LMFT mengatakan, delusi dapat memengaruhi potensi hubungan pada masa depan.

“Kita mungkin mendapati diri kita terus fokus pada fantasi tersebut sehingga kita tidak bisa menjalin hubungan dalam kehidupan nyata dan berharap khayalan itu akan berhasil,” ujar Stockard.

BACA JUGA Kenali Arti Moon Phase, Tren Kecocokan Hubungan yang Viral di TikTok

Tanda-tanda delusionship

Menyadari tren kencan tersebut, seperti apa tanda-tanda seseorang mengalami delusionship? Dirangkum dari berbagai sumber, terdapat beberapa tanda seseorang terjebak dalam hubungan ini.

Sebagai permulaan, setidaknya bisa mengawalinya dengan merenungkan perilaku diri sendiri. Kemudian coba ajukan beberapa pertanyaan kepada diri sendiri, seperti:

– Apakah berfantasi tentang seseorang, meskipun tahu tidak bersama?

– Apakah sudah merencanakan masa depan bersama seseorang, meskipun tidak menjalin hubungan berkomitmen?

Meskipun pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin sulit untuk ditanyakan pada diri sendiri, akan tetapi penting untuk merenungkan jawabannya.

Pasalnya, hal ini penting untuk menjaga seseorang tetap dapat berpijak pada kenyataan dan membatasi kegilaan di masa depan terhadap mereka yang tidak terhubung.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS