Jadi Produsen Terbesar, Industri Keramik Investasikan Rp 300 Miliar

marketeers article
Ilustrasi pabrik keramik, sumber gambar: 123rf

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan industri keramik dalam negeri menambah kapasitas produksinya pada tahun ini. Tercatat, dana segar senilai Rp 300 miliar pun ditanamkan untuk merealisasikan program tersebut.

Ignatius Warsito, Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin mengatakan selain untuk meningkatkan kapasitas produksi, investasi tersebut juga bertujuan untuk mencapai target substitusi impor sebesar 35%. Adapun realisasi investasi tersebut dilakukan oleh PT Arwana Citramulia Tbk yang akan memberikan dampak luas bagi perekonomian nasional.

“Dalam pengembangan industri keramik, kita harus mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri dengan visi menjadikan Indonesia kembali masuk dalam lima besar produsen ubin keramik dunia,” ujar Warsito melalui keterangannya, Kamis (21/7/2022).

Menurutnya, ekspansi ini membuktikan kebijakan pemerintah berjalan baik dalam upaya membangkitkan kembali gairah pelaku industri setelah terkena dampak pandemi COVID-19. Dengan adanya tambahan modal, akan menggenjot kapasitas produksi sebesar 3 juta meter persegi dari Plant 5B untuk produksi ubin keramik 60×60 cm.

Selain itu, penambahan kapasitas sebanyak 4,4 juta meter persegi dari proyek Plant 5C yang akan mulai berproduksi pada awal tahun 2023 dengan kebutuhan tenaga kerja lokal hingga 401 orang. “Tak hanya PT Arwana, selama semester I tahun 2022 ini, terdapat dua investasi lainnya di sektor ubin keramik, yaitu di Kawasan Industri Kendal sebesar Rp 1,2 triliun dan di Kawasan Industri Terpadu Batang dengan nilai investasi mencapai Rp 1,5 triliun,” ujarnya.

Warsito meyakini tahun ini menjadi momentum kebangkitan sektor Industri pengolahan non-migas, termasuk untuk industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35% dengan kontribusi 0,47% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan I tahun 2022.

Capaian ini menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69%. “Pada triwulan I-2022, industri manufaktur mampu tumbuh sebesar 5,47%, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01%. Pencapaian industri pengolahan nonmigas tersebut juga didukung kinerja positif sektor IKFT yang tumbuh sebesar 4,71% atau naik 0,14% dibandingkan kuartal akhir tahun 2021,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related