Pangsa pasar kendaraan jenis Sport Utility Vehicle (SUV) di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2024, meskipun segmen ini tetap menjadi salah satu yang dominan. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penurunan market share SUV dari 33,8% pada 2023 menjadi 31,5% untuk tahun 2024.
Andrea Suhendra, pengamat otomotif menjelaskan penurunan ini mencerminkan dinamika preferensi konsumen yang semakin kompleks.
BACA JUGA: Tantangan Pasar Otomotif Indonesia 2025 dari Sisi Ekonomi
“SUV 7 penumpang memang masih menjadi pilihan utama di Indonesia, tetapi penurunan market share menunjukkan bahwa pasar mulai terfragmentasi dengan kehadiran segmen baru, seperti kendaraan listrik (EV),” kata Suhendra dalam webinar Indonesia Automotive Outlook 2025.
Meskipun penurunan terjadi di segmen SUV, beberapa segmen lain menunjukkan pergerakan yang lebih stabil. Salah satunya adalah segmen Low Cost Green Car (LCGC) yang berhasil mencatatkan market share 26,3% pada 2024, setelah sempat menurun hingga tahun 2022.
“Segmen ini kembali diminati berkat strategi harga kompetitif dan insentif pemerintah,” ujar Suhendra.
Salah satu tantangan besar bagi industri otomotif adalah meningkatnya persaingan dari merek-merek baru, terutama di segmen EV. Produsen seperti Wuling, Chery, MG, BYD, dan Aion secara agresif menawarkan kendaraan listrik dengan harga yang lebih terjangkau dan fitur inovatif.
“Mereka berhasil menarik minat konsumen muda yang lebih paham teknologi, sekaligus memberikan tekanan besar pada merek-merek tradisional,” ucap Suhendra.
Persaingan yang makin ketat ini memaksa produsen otomotif mapan untuk menyesuaikan strategi mereka. Loyalitas merek, persepsi pelanggan, dan inovasi produk menjadi faktor krusial untuk mempertahankan pangsa pasar.
“Tekanan dari merek-merek baru membuat pemain lama harus lebih responsif terhadap perubahan preferensi konsumen,” katanya.
Suhendra juga menyoroti pentingnya memahami kebutuhan konsumen Indonesia, yang cenderung sadar anggaran.
“Strategi tidak hanya soal harga, tetapi juga bagaimana memberikan nilai tambah yang relevan dengan kebutuhan pasar,” tuturnya.
BACA JUGA: Kontribusi Industri Otomotif pada PDB Nasional Diproyeksikan Turun Rp 4,21 Triliun
Dengan dinamika yang terus berubah, produsen otomotif diharapkan mampu beradaptasi melalui inovasi dan penguatan daya saing.
“Industri ini perlu fokus pada solusi yang sesuai dengan preferensi konsumen, baik dari segi teknologi, efisiensi, maupun harga,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk