Epson, perusahaan elektronik, menindak tegas peredaran tinta palsu yang menggunakan mereknya demi melindungi konsumen dari risiko kerusakan printer dan penurunan kualitas cetak akibat penggunaan produk ilegal yang mengatasnamakan mereknya.
Langkah ini dimulai dari penggerebekan besar yang dilakukan oleh Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bareskrim Polri) pada Agustus 2024 di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Tiga rumah tinggal yang dijadikan tempat produksi dan penyimpanan tinta palsu digerebek, dan seluruh barang bukti akhirnya dimusnahkan pada Maret 2025.
Dari penggerebekan tersebut, hampir 30.000 botol tinta palsu merek Epson disita bersama ratusan karton botol siap edar, ratusan ribu kemasan kosong, label, serta tinta generik impor dari Cina.
BACA JUGA: Kolaborasi Kudo dan Universitas Andalas Ciptakan Tinta Ramah Lingkungan
Pelaku ditangkap saat penggerebekan berlangsung. Ia mengaku memiliki pengalaman 15 tahun di toko tinta sebelum tergiur memulai bisnis ilegal karena ditawari bahan baku lengkap oleh seorang rekan.
Namun, rekan tersebut kini menghilang pasca-penggerebekan. Dalam permintaan maaf terbukanya, pelaku mengakui kesalahan dan menyebut bahwa ia hanya terpancing oleh peluang bisnis cepat tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya.
“Epson mengapresiasi dukungan Kepolisian dalam memberantas perdagangan tinta palsu. Kami akan terus bekerja sama untuk melindungi mitra penjualan dan konsumen dari risiko produk tidak asli,” ujar juru bicara Epson dalam siaran pers kepada Marketeers, Rabu (8/5/2025).
Epson menegaskan bahwa tinta palsu bukan hanya merugikan secara kualitas, tetapi juga berdampak langsung pada performa dan umur perangkat printer. Warna cetak menjadi buram, cepat pudar, dan tidak dapat diandalkan untuk kebutuhan penting seperti dokumen kerja atau arsip resmi.
Masalah semakin kompleks karena banyak konsumen tidak menyadari bahwa mereka telah membeli produk palsu. Tinta ini dijual secara online dengan harga lebih murah dan sering diklaim sebagai stok lama.
Label serta kemasan dirancang menyerupai produk asli, sehingga perbedaannya sulit dikenali tanpa pemeriksaan teliti. Hal ini tentu membahayakan konsumen yang mengandalkan kualitas Epson dalam kegiatan sehari-hari.
BACA JUGA: Epson Hadirkan Printer Tinta Resin Air untuk Pebisnis Papan Reklame
Sebagai solusi, Epson memperkenalkan aplikasi seluler gratis bernama Epson Genuine, yang memungkinkan pengguna memverifikasi keaslian produk melalui pemindaian kode QR pada kemasan. Inovasi ini diharapkan dapat mencegah pembelian tinta palsu sekaligus meningkatkan kesadaran konsumen untuk lebih teliti sebelum membeli.
Langkah ini merupakan bagian dari kampanye edukatif yang tengah diperluas ke seluruh Indonesia. Epson juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan aktif melakukan pengecekan agar tidak tertipu produk tiruan.
“Penggunaan tinta palsu jelas merugikan, baik bagi konsumen maupun pelaku usaha. Kami mengajak semua pihak untuk ikut menjaga ekosistem yang sehat dan terpercaya,” tutur juru bicara Epson.
Editor: Dyandramitha Alessandrina